REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan (Kalsel) mengikuti rapat koordinasi (rakor) Nasional terkait pengendalian inflasi daerah Tahun 2025 di Comment Centre (CC), Kota Banjarbaru, Senin (10/3/25).

Rakor yang berlangsung secara virtual itu membahas langkah antisipasi guna menghadapi cuaca extrem menjelang Idul Fitri 1446 Hijiriah.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian menyampaikan, apresiasinya kepada daerah yang berhasil menekan angka inflasi selama Ramadhan 2025, sehingga harga bahan pokok tetap stabil.
“Saya mengingatkan agar daerah dengan inflasi tinggi segera mengambil langkah strategis untuk memgendalikan lonjakan harga,” tegasnya.
Kemudian, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti menyebutkan, pada minggu pertama Maret 2025, ada 33 provinsi yang mengalami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH), dan 4 provinsi alami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.
“Secara nasional, jumlah Kabupaten Kota yang mengalami kenaikan IPH lebih banyak dibandingkan yang mengalami penurunan,” ujarnya.
“Kabupaten dengnan IPH tertinggi adalah Bolaang Mongondow dengan kenaikan 12,67 persen, sementara penurunan IPH tertinggi terjadi di Kepulauan Mentawai sebesar -6-7 persen,” sambungnya.
Amalia menyebutkan, beberapa komoditas utama yang menjadi penyumbang kenaikan inflasi adalah daging sapi, cabai rawit, bawang merah, cabai merah dan daging ayam ras.
“Sedangkan komoditas dalam status waspada meliputi bawang putih, cabai merah, cabai rawit, dan telur ayam ras,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Sulkan menegaskan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok di Kalimantan Selatan.
Bahkan, dirinya optimis jika inflasi di Kalimantan Selatan dapat dikendalikan.
“Kami di Pemprov Kalsel sudah melakukan berbagai langkah strategis seperti operasi pasar murah dan pemantauan harga secara intensif. Kami juga terus berkoordinasi dengan distributor dan pedagang agar suplay bahan pokok tetap terjaga,” ungkapnya.
Disamping itu, dalam rakor juga menyoroti adanya potensi cuaca ekstrem menjelang Idul Fitri 1446 Hijiriah.
Katanya, Pemprov Kalsel telah berkoordinasi dengan BPBD serta instansi terkait untuk memastikan kesiapan menghadapi potensi bencana.
“Kami mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan mengikuti informasi resmi terkait kondisi cuaca. Pemerintah Daerah juga siap siaga untuk mengahdapi kemungkinan bencana agar dampaknya bisa diminimalkan,” imbuhnya.
Diwaktu yang berbeda, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto mengungkapkan, bahwa sepanjang 2025 sudah terjadi 614 bencana hidrometeorologi basah, terutama banjir.
“BNPB telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh BPBD di Indonesia sebagai langkah peringatan dini dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana banjir dan tanah longsor, khususnya pada periode Ramadhan dan libur Idul Fitri 1446 Hijiriah,” tuturnya.
Suharyanto menjelaskan, periode Maret-April merupakan masa transisi dari musim hujan ke musim kamarau atau pancaroba.
Sehingga cuaca cenderung tidak menentu dengan potensi hujan lebat dalam durasi singkat, angin kencang, puting beliung, dan hujan es.
“Perlu koordinasi yang baik antara Pemerintah Daerah, BPBD, serta masyarakat dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem ini agar dampaknya dapat diminimalkan,” tutupnya.