REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Sejumlah pedagang di Pasar Bauntung Kota Banjarbaru mengeluhkan pemberlakuan jam operasional berjualan.
Salah seorang pedagang setempat Lana, menyayangkan, kebijakan pemerintah Banjarbaru yang membatasi jam operasional para pedagang setempat sangat berdampak terhadap pendapatannya.
Sehingga, dia dan sejumlah pedagang lain berinisiatif memanfaatkan kawasan parkir disana sebagai lapak berdagang, untuk menambah pemasukan keuangan diluar jam operasional regular mereka.
“Sangat disayangkan untuk pasar yang sekarang ini tidak bisa buka sampai malam hari seperti pasar yang sebelumnya,” pikirnya.
Dia ingin, pengelolaan pasar yang berbasis modern itu lebih ditingkatkan, supaya memudahkan pedagang dalam melakukan transaksi jual beli.
“Semoga jam operasional, pintu masuk dan CCTV bisa ditambah lagi kuantitasnya,” harap Lana.
Tidak hanya soal jam operasional, sejumlah komoditas pangan di Pasar Bauntung Kota Banjarbaru pun tengah mengalami inflasi.
Khusus di bulan April menjadi yang tertinggi disepanjang tahun 2024.
Hal itu menurutnya disebabkan oleh persediaan beberapa komoditi pangan akhir-akhir ini tengah menurun di sejumlah wilayah.
“Inflasi ini adalah yang tertinggi dalam beberapa periode sampai April 2024 untuk bawang merah,” ujarnya kepada kawan-kawan jurnalis.
Senada, pedagang komoditi basah Riyan, merasa terpukul dengan kebijakan pembatasan jam operasional oleh pemerintah setempat.
Baginya, beleid tersebut menimbulkan potensi penyusutan produk basah (bawang, cabe, sayur dll<-red) tinggi.
“Berimbas kepada pendapatan, terutama komuditi bawang,” ungkapnya.
“Saya sudah berdagang selama satu tahun lebih disini, memang terkesan tidak dterlalu lama namun sebagai pedagang tentu kami memiliki hitungan,” tambahnya.
Hal yang paling dirasa Riyan adalah pembatasan jam operasional. Selain pihaknya mesti melakukan perputaran barang secara cepat, pun harus berkutat pada problematika penyusutan barang.
Dari pantauan Riyan, pihak dinas terkait sejauh ini hanya melakukan survei pedagang saja, belum ada yang mampu menjawab keluhan yang selama ini dirasa para pedagang.
“Kami sebagai pedagang hanya bisa pasrah terhadap regulasi yang berlaku,” keluhnya.
“Saya punya stok 160 kilogram per pekan, bagaimanapun saya harus menghabiskan stok tersebut sekalipun harus ada penyusutan yang merugikan saya,” tandasnya.
Penulis : Tim kelompok 6 JC4 (Salsabila, Rifki, Eky, Nayla, Sekar, Dani dan Rizal )
Mentor : (Hadi/Winda)