REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Sepekan bulan Ramadhan, ketersediaan minyak goreng bersubsidi merk Minyakita di Kota Banjarbaru mulai berkurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Hal itu diungkapkan langsung oleh salah satu pedagang di Pasar Bauntung, Kota Banjarbaru, Reza mengeluhkan pasokan Menyakita yang turun dan tidak sesuai dengan ketentuan.

Dimana dirinya menjual Minyakita dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp15.700 per liter, bahkan lebih di atas harga itu karena kekurangan pasokan.
“Masih dijual tapi dengan harga ecer, hanya untuk yang satu liter bantalan tidak boleh untuk partai harganya Rp15.700 ribu,” ujarnya, Kamis (13/3/25).
Meski demikian, Reza mengaku tetap menjual Minyakita tapi tidak diambil dari distributor, melainkan dari tangan ke tangan, sehingga harganya lebih mahal.
Seperti Minyakita ukuran dua liter yang saat ini tidak pernah lagi mendapatkan pasokan dari distributor selama tiga bulan terakhir.
“Yang dua liter terus terang saja tidak pernah dapat selama 3 bulan ini dari distributor. Makanya saya bingung apakah distributor yang bermain,” ungkapnya.
“Karena tidak langsung dari distributor, sudah tiga bulan ini tidak ada pengiriminan. Katanya habis tidak ada barang tapi di Banjarmasin banyak, patut dipertanyakan,” tambahnya.
Yang tidak masuk akal menurutnya, Minyakita dapat dengan mudah dibeli di luar daerah, namun tidak dengan distributor di Kota Banjarbaru.
“Jadi kami Minyakita yang 2 liter dari Kotabaru, karena belinya di luar jadi lebih mahal, kami jual Rp34 ribu dua liter. Untuk kemasan botol kami dapatnya dari Pangkalambun dijualnya Rp16 ribu,” jelasnya.
Sedangkan, untuk ukuran bantalan Minyakita, katanya sudah tidak banyak didapat dari distributor karena dibatasi satu minggu hanya ada pengiriman satu truk saja.
“Kemasan bantalnya juga dapatnya tidak banyak, biasanya dua-tiga truk tapi sekarang satu minggu dibatasi 1 truk isinya 700 dus 12 liter satu dusnya. Tidak mencukupi juga satu minggu itu 700 dus, kalau bisa ditambah lagi lah kuotanya,” harapnya.
Minyakita ukuran bantalan ini pun menurutnya tidak diketahui Ia ambil dari tangan ke berapa sehingga harganya dapat dijual dengan lebih mahal.
“Padahal di Banjarmasin banyak saja sampai kita harus ngambil di Banjarmasin pasti lah lebih mahal,” imbuhnya.
Sementara itu, salah satu pembeli, Syafi’i mengtakan, walaupun pasukannya terbatas, dirinya lebih memilih Minyakita karena harganya yang pas dikantong.
“Masih terjangkau istilahnya, karena jualan bumbu pasti mencari minyak goreng yang harga miring, untuk sementara kita beli di langganan sini,” tuturnya.
Oleh karena itu, Syafi’i membeli satu dus Minyakita dengan ukuran bantalan untuk membuat empat macam bumbu masak yang Ia jual kembali di pasar.
“Isi 12 minyak satu dusnya saya beli Rp15.800. Jadi minyaknya sekali pakai, kita beli dua hari sekali tiga hari sekali,” tuntasnya.