REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Pasca Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, harga beras lokal dan beras Jawa di Kota Banjarbaru kian mahal.
Beras lokal jenis Unus saja sebelumnya dihargai Rp16 ribu per kilogram, sekarang naik ke Rp18 ribu.
Kemudian beras Siam Rp14 ribu jadi Rp16 ribu per kilogram.
Sedangkan untuk beras Jawa seperti jenis Lopo Ijo naik jadi Rp14 ribu, dari sebelumnya Rp12 ribu per kilogram.
Pemilik toko beras utar di Jalan Lanan, Kota Banjarbaru, Syahruji mengakui, beras lokal mengalami kenaikan, utamanya beras jenis Siam dan Unus.
“Harga beras sebelum Pemilu sudah naik, dalam 1 kilogram naik sekitar Rp2 ribuan, semua jenis beras yang naik mulai dari beras Jawa sampai lokal,” ungkapnya, Selasa (20/2/24).
Menurutnya, kenaikan harga beras ini dipengaruhi oleh kegagalan panen dari para petani lokal, sehingga membuat stok beras berkurang.
“Kalau stok beras ini dasar kurang dari biasa, karena hampir 2 tahun gagal panen untuk beras lokal, ada cuma mahal,” ujarnya.
Dampak kenaikan harga beras tersebut menurutnya, menimbulkan minat para pembeli berkurang, sedangkan penjual menjadi kesulitan memasarkannya.
“Banyak sekali pembeli yang mengeluh, tapi tetap beli, cuman biasa beli 10 kilo jadi 5 kilo, kita yang jual juga susah,” keluhnya.
Harga beras Jawa sekarang yang paling murah Rp12 ribu, tidak ada lagi Rp10 ribu per kilogramnya.
Selain itu, beras lokal pun sekarang yang paling murah seharga Rp16 ribu per kilogram, dan tertinggi beras jenis Mayang Rp20 ribu per kilogram.
“Paling banyak dicari orang beras murah, yang awalnya beli beras lokal pindah ke beras Jawa karena beras Jawa paling mahal Rp14 ribu,” terangnya.
Sementara itu, seorang pembeli, Ijah mengaku, harga beras terus mengalami kenaikan.
Meskipun turun tetapi masih diatas rata-rata harga nomal dari sebelumnya.
“Iya harga beras sekarang makin mahal, turunnya kada, kami juga sebagai masyarakat mau tidak mau beli karena kebutuhan untuk makan kan harus tetap membeli,” ungkapnya.