REDAKSI8.COM, SAMARINDA – Kontribusi sektor industri manufaktur terhadap Perekonomian Indonesia semakin terlihat signifikan.
Pada tahun 2023, sektor tersebut menyumbang 18,67 persen terhadap PDB nasional, setara dengan 3.900 triliun rupiah.
Hal ini membuat sektor manufaktur menjadi kunci utama dalam perencanaan perekonomian Indonesia, termasuk di Kalimantan Timur (Kaltim).
Agusriansyah Ridwan, anggota DPRD Kaltim, menyampaikan, sudah saatnya Kaltim mulai beralih dan memperkuat sektor manufaktur sebagai penopang utama ekonomi daerah.
Kaltim, yang selama ini sangat bergantung pada sektor pertambangan, harus memanfaatkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimilikinya untuk mengembangkan industri manufaktur yang lebih berkelanjutan.
“Di Kaltim, sektor manufaktur memiliki potensi besar untuk tumbuh. Dengan memanfaatkan SDA yang melimpah dan SDM yang kompeten, kita bisa menciptakan perekonomian yang lebih kuat dan berkelanjutan. Ini saatnya bagi kita untuk fokus pada manufaktur,” ungkap Agusriansyah.
Dia mengungkapkan, selama enam tahun terakhir, sektor manufaktur telah menjadi daya tarik utama bagi investor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Investasi di sektor ini pun mencatatkan angka signifikan, lebih dari 40 persen dari total investasi yang masuk.
Agusriansyah menyarankan pemerintah untuk lebih serius dalam merencanakan pengembangan sektor ini.
“BUMD Kaltim harus memiliki program kerja jangka panjang yang terfokus pada pembangunan pabrik manufaktur. Ini akan memberi dampak positif pada perekonomian kita dalam jangka panjang,” tambahnya.
Berdasarkan data 2023, kontribusi industri manufaktur terhadap ekonomi Kaltim tercatat sebesar 17,73 persen, atau setara dengan 149,53 triliun rupiah.
Sebuah bukti bahwa sektor ini memang sudah mulai memiliki peran penting dalam perekonomian daerah.