REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Berkembangnya peradaban manusia sebanding dengan fasilitas dan infrastruktur yang dibutuhkan, termasuk listrik.
Saat ini, dimanapun manusia berada, hampir seluruhnya memerlukan listrik untuk menunjang aktivitas kehidupannya, sehingga listrik berubah menjadi penggerak roda ekonomi masyarakat dari perkotaan hingga pelosok negeri.
Seperti yang disampaikan oleh Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tabalong H. Muchlis, listrik menjadi kebutuhan pokok masyarakat hingga di pedalaman hutan.
“Listrik adalah kebutuhan pokok, kami apresiasi kinerja PLN yang sudah menyambung listrik hingga jauh berada di tengah hutan seperti Desa Panaan, Kecamatan Tanah Ara, Tabalong,” ungkapnya.
“Sungguh luar biasa, masyarakat juga berbondong-bondong membeli peralatan listrik untuk kebutuhannya, sehingga terjadi peningkatan perputaran ekonomi di Tabalong” sambung Muchlis saat mengunjungi PLN UID Kalselteng beberapa waktu yang lalu.
Senada, Bupati Gunung Mas Jaya Samaya Monong mengatakan, listrik dapat mempermudah segala bentuk aktivitas masyarakat serta meningkatkan perekonomian masayarakat.
“Listrik itu sangat penting bagi siapa pun, sebab akan mempermudah segala bentuk aktivitas dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujar Jaya ketika peresmian penyalaan program Listrik Desa Tumbang Posu, Tumbang Maraya dan Lawang Kanji yang di laksanakan di Desa Maraya, Kecamatam Damang Batu, Kabupaten Gunung.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (UID Kalselteng) Muhammad Joharifin dalam keterangan tertulis di Banjarbaru, terbangunnya infrastruktur kelistrikan hingga ke pelosok tidak luput dari sinergitas dan kolaborasi seluruh pihak.
“Kami sangat yakin, kesadaran akan pentingnya pemerataan energi listrik bagi seluruh masyarakat yang memotivasi sinergi PLN dengan seluruh pihak hingga infrastruktur listrik desa bisa terbangun,” ujar Joharifin.
Tidak bisa dipungkiri, dalam proses pembangunan infrastruktur listrik desa, PLN sering kali dihadapkan dengan medan jalan yang sulit serta lebatnya hutan.
Namun dengan semangat melistriki hingga pelosok negeri, semuanya bisa dilewati bersama.
“Pembangunan listrik hingga ke daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) adalah mandat pemerintah kepada PLN dalam hal pengamalan sila ke-lima Pancasila yakni Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dengan pemerataan infrastruktur kelistrikan hingga pelosok, sehingga apapun tantangannya PLN akan terus berkomitmen untuk berupaya membangun infrastruktur listrik bagi seluruh masyarakat,” kata Joharifin.
Hingga April 2024, PLN UID Kalselteng telah melistriki sebanyak 2.001 desa kelurahan dari 2.016 desa di 13 Kabupaten Kota di Provinsi Kalimantan Selatan dengan Rasio Desa (RD) PLN mencapai 99,25 persen.
Sedangkan untuk Kalimantan Tengah, PLN juga telah menyuplai setrum ke 1.201 dari 1.571 desa kelurahan di 14 Kabupaten Kota dengan capaian RD sebesar 76,45 persen.
Adapun sampai dengan akhir triwulan III 2024 ini, PLN UID Kalselteng menargetkan penyelesaian pembangunan infrastruktur kelistrikan di 70 Desa dan 5 Dusun.
Untuk beberapa desa yang belum berlistrik, PLN UID Kalselteng terus berupaya melakukan pembangunannya hingga seluruh desa di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah 100 persen berlistrik PLN.
“Dengan sinergi dan kolaborasi bersama seluruh pihak, kami sangat yakin seluruh desa di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah akan segera terlistriki,” pungkas Joharifin.