REDAKSI8.COM, Kabupaten Banjar – Pemerintah Kabupaten Banjar melalui Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) menggelar Festival Pasar Terapung Lok Baintan tahun 2023, di Desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Minggu (19/11/2023) pagi.
Festival Pasar Terapung yang digelar selama dua hari tersebut, mengusung tema “Pesona Susur Sungai Orang Banjar”, yang beragendakan bermacam macam kegiatan.
Antara lain, lomba jukung hias tradisional, balap jukung B2 acil Lok Baintan, lomba videografi on the spot, bazar terapung ekraf serta pentas seni budaya.
Bupati Kabupaten Banjar H Saidi Mansyur berharap, melalui even tersebut peningkatan jumlah kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara bisa terjadi, dengan begitu peningkatan pendapatan para pelaku ekonomi lokal turut terjadi.
Selain itu, acara tersebut dapat sebagai ajang promosi hasil.perkebunan, berupa buah buahan, sayur, kuliner khas Banjar oleh warga Lok Baintan, termasuk hasil produk-produk ekonomi kreatif Kabupaten Banjar, baik ke skala nasional maupun internasional bisa dilakukan.
“Semoga dengan penyelenggaraan event ini dapat kembali meningkatkan pariwisata dan ekonomi kreatif serta seluruh potensinya, sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Kalsel, khususnya Kabupaten Banjar,” harap Saidi Mansyur saat membuka kegiatan.
Saidi mengimbau kepada SKPD terkait, seperti Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa serta Disbudporapar terkait hilirisasi masyarakat sekitar Desa Lok Baintan, agar benar benar menyasar untuk meningkatkan perekonomian industri lokal.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disbudporapar Banjar Rija Rusady menerangkan, Festival Pasar Terapung Lok Baintan diselenggarakan, sebagai upaya bersama untuk melestarikan dan menjaga tradisi budaya sebagai warisan dari khazanah budaya turun temurun masyarakat daerah Sungai Martapura.
“Event ini diselenggarakan dengan konsep Hybrid, berbeda dengan tahun tahun sebelumnya seperti venue yang biasanya di dermaga Sungai Pinang Lama, tahun ini dilaksanakan di Desa Lok Baintan Kecamatan Sungai Tabuk, dengan menghabiskan anggaran Rp 300 juta,” tutupnya.
Pasar Terapung Tradisonal Turun Temurun
Budayawan Banjar Mukhlis Maman mengatakan bahwa pasar terapung yang ada di Lok Baintan ini adalah pasar terapung yang alami, artinya pasar terapung di Desa Lok Baintan Kabupaten Banjar ini tanpa direkayasa dan adanya sejak dulu.
“Pasar terapung ini adalah tempat berjualan secara tradisidan turun menurun yang ada sejak lama dan dilakukan secara turun menurun. Para pedagang yang berjualan ini dari warga Lok Baintan sendiri maupun desa sebelah menyebelah desa Lok Baintan,” tuturnya.
Mukhlis Maman menjelaskan, Pasar Terapung ini adalah lokasi atau tempat berjualan hasil bumi yang di panen oleh warga Lok Baintan dan sekitarnya, dan mereka berjualan atau barter di dengan jukung yang berada di sugai di desa Lok Baintan. Dulu belum ada pasar daratan di sekitar Lok Baintan.
Pasar Terapung menurut Mukhlis bahwa hanya ada di pagi hari setelah selesai sholat subuh hingga jam 9 pagi. Dan sudah ada diperkirakan sudah sejak 100 tahun yang lalu bahkan kemungkinan lebih dari itu dan yang berjualan turun menurun.
Di Kalimantan Selatan ada dua lokasi pasar terapung yakni di Muara Kuin Banjarmasin dan di Desa Lok Baintan ini, dan yang masih bertahan adalah di Lok Baintan ini.
Untuk di Muara Kuin sudah tidak adalagi karena terganggu oleh ombak yang besar akibat lalu lalangnya kapal besar dan tidak nyamannya kondisi tempat berjualan..
“Dialiran sungai Martapura ini seperti Lok Baintan gelombang hampir tidak ada karena bukan dilewati oleh kapal besar, hanya jukung dan kelotok yang lewat, tidak mengakibatkan gelombang yang besar sehingga cukup nyaman untuk jual beli dan barter barang yang dibawa,” ucap Julak Rarau panggilan akrab Mukhlis Maman.
Ia membebrkan bahwa saat ini pasar terapung Lok Baintan sampai sekarang bisa bertahan karena lokasi tempat tinggal masyarakat Lok Baintan adalah sungai, sehingga mereka untuk memasarkan hasil pertanian dan perkebunan mereka pasarkan disungai tersebut.
Julak Rarau menilai, saat ini pasar terapung ada peningkatan, yang dulunya hanya sistem barter, sekarang sudah bisa menggunakan uang, barter hanya saat ini dilakukan sesama pedagang, dan barter ini adalah tradisi dan budaya orang dulu.
(Laporan Khusus)