REDAKSI8.COM, SAMARINDA – Juru masak dari Kalimantan Timur (Kaltim), Maulana Yudhistira ‘Lelaki Dapur’ terus konsisten melestarikan bahan pangan lokal melalui masakan-masakan tradisional yang diolahnya.
Hal itu disampaikan dalam dialog Pemajuan Kebudayaan bertajuk “Jelajah Rasa Nusantara : Menjelajahi Inovasi dan Kreasi Kuliner Tradisional” yang digelar oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XIV Kaltim-Kaltara, di Taman Budaya Samarinda, pada Jumat (17/05/2024) siang.
Pada kesempatan tersebut, Maulana Yudhistira selaku pembicara menjelaskan, penting untuk membuat cerita dari sebuah kuliner. Sebab, masih banyak kuliner-kuliner di Indonesia yang tidak terdokumentasikan dengan baik.
“Ibaratnya kuliner itu bukan cuman kenyangin perut, tapi bagian dari sejarah kita. Tentu menjadi sesuatu hal yang bisa diulik gitu,” kata Yudhis, sapaan akrabnya.
Yudhis juga menyoroti, bahan pangan lokal yang dihasilkan oleh hutan atau alam menjadi sumber pangan masyarakat lokal hari ini. Dimana masyarakat lokal terhadap alamnya juga semakin hari semakin jauh atau susah. Hal itu juga menjadi berpengaruh terhadap kelestarian makanan lokal.
“Beberapa makanan lokal yang memang bahan-bahan pangan atau utama itu tidak dibudidayakan kemudian, tumbuh liar di hutan dan sungai. Ketika hutan atau sungai rusak otomatis mereka tidak bisa membuat sajian itu lagi,” jelas Yudhis yang memiliki akun Instagram ‘Lelaki Dapur’.
Namun, Yudhis tetap optimis masyarakat bisa terus menjaga kuliner tradisional dengan memulai pengarsipan agar tetap lestari. Kemudian masyarakat harus lebih banyak memasak dengan mengutamakan bahan pangan lokal khas daerahnya.
Maulana Yudhistira merupakan jebolan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. Ia sangat tertarik mengenai isu-isu pangan, mulai mempelajari gastronomi Nusantara dan memasak sejak tahun 2017. Selama menekuni bidang tersebut, dirinya mulai menjadi pembicara di banyak tempat mengenai budaya lokal termasuk menyajikan banyak kuliner tradisional.
“Budaya lokal itu sebenarnya dapat diangkat atau disebarluaskan dalam bentuk kampanye yang kreatif. seperti yang saya lakukan. Keliling masak dan ngumpul diskusi ngobrolin tentang bahan pangan yang buat masak dan segala macam itu,” ucap Yudhis saat dihubungi langsung melalui pesan WhatsApp, pada Minggu (19/05/2024).
Kendati demikian, hal tersebut merupakan salah satu cara Yudhis untuk mengajak masyarakat terkhusus anak muda, guna menjadi lebih peduli terhadap kuliner lokal di Indonesia. Disamping itu kolaborasi bersama restoran atau rumah makan juga dilakukannya sebagai cara untuk melestarikan budaya lokal dengan memasak bahan pangan lokal.
“Dari kolaborasi dengan restoran atau rumah makan di Samarinda khususnya, dapat mengangkat bahan-bahan pangan lokal itu sendiri untuk dijadikan menu di tempat jualan mereka. Kolaborasi lain juga sudah terlaksanakan bersama BI Progressive Bistro Dining, Event, dan lainnya,” sebutnya.
Terakhir, Yudhis berharap agar BPK juga memiliki kegiatan atau program khusus untuk menjaga pelestarian makanan lokal. Sebab, makanan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat yang punya keunikan serta sejarah yang sangat panjang.
“Makanan tradisional juga bisa menjadi peluang baru untuk ekonomi kreatif masyarakat di masa mendatang,” pungkasnya.
Diketahui, dalam kegiatan ini mengundang sahabat Budaya untuk menjelajahi kekayaan kuliner dan tradisi budaya dan menghadirkan kudapan tradisional khas Kaltim, serta dibuka dengan penampilan dari Rio Satrio (Musisi) yang turut meramaikan kegiatan tersebut.