Selanjutnya, Kepala Desa Sungai Arfat Normarliansyah menerangkan, sejak jalan tol penghubung Sungai Ulin-Mataraman hadir di tengah-tengah lingkungan desanya, belum pernah ada laporan dari warganya soal tindak kejahatan.
Akan tetapi, melihat kondisi jalan yang cenderung gelap, Ia khawatir kejadian yang menimpa warga di desa lain lambat laun menghampiri warga Desa Sungai Arfat.
Dimana jalan itu pun lanjutnya, kerap digunakan oleh warga desanya. Baik saat
“Kita takutan jua (takut juga<-red). Apalagi malam hari,” cetusnya.
Lebih jauh kepada Redaksi8.com, Normarliansyah pernah mendengar cerita dari warga desa lain soal pencopet yang beraksi disekitaran jalan tol kala malam hari.
Korbannya merupakan seorang wanita.
Ceritanya, wanita tersebut berkendara seorang diri menggunakan roda dua dengan tas yang dikaitkan ke salah satu bahunya.
Tas itu pun sontak dirampas paksa oleh si pencopet.
Tapi korban pencopetan bukanlah warga di desanya, melainkan warga desa lain.
“Kalau di Jingah Habang itu sering terjadi kecelakaan. Di desa lain sih itu. Tapi tetap saja itu ngeri karena jalannya gelap,” terangnya.
Paling tidak Ia menukas, demi meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan, seyogianya pemerintah yang bersangkutan memasang PJU di sepanjang jalan.
“Kalau jalannya terang kan jadi enak sedikit. Jauh-jauh udah bisa liat. Kemudian siring jalan yang belum selesai di teruskan. Inginnya tahun ini sih,” pungkasnya.
Diketahui, hadirnya Jalan Tol Bypass Sungai Ulin-Mataraman merupakan harapan pemerintah Provinsi Kalsel untuk bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, lantaran bertambah mudahnya akses jalur perekonomian.
Jalan Tol Sungai Ulin-Mataraman baru diresmikan pada Rabu (04/01/2023).