REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Politik Uang (money politik<-red) yang sudah menjadi rahasia umum kerap mendampingi setiap pemilihan umum tidak lagi menyasar masyarakat jelang Hari H pemungutan suara, namun kali ini kabarnya sudah menghampiri para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS)
Beredar sebuah tangkapan layar sebuah chat di aplikasi whatsapp dikalangan masyarakat Banjarbaru, seorang RT meminta anggota KPPS disalah satu kelurahan mendukung pasangan calon wali kota Banjarbaru tertentu.
Isinya, petugas KPPS diminta datang ke rumah RT tersebut. Disana tertera, akan ada pembagian insentif bagi anggota KPPS yang mendukung salah satu pasangan, sebesar Rp 500 ribu.
Dengan beredarnya tangkapan layar tersebut diduga ada anggota KPPS dipertanyakan netralitasnya dalam mengawal Pilkada Kota Banjarbaru.
Memastikan itu sejumlah jurnalis Senin (14/10/2024) siang mencoba mengkonfirmasi kepada salah seorang RT yang diduga membuat pesan whatsapp tersebut.
“Tidak, tidak jadi, kami bersikap netral,” ujarnya saat ditelepon.
“Saya pastikan tidak jadi,” sambungnya.
Lanjut isi whatsapp, para anggota KPPS di Kecamatan Landasan Ulin diminta berkumpul pada pukul 17.00 wita pada Senin sore di rumah yang diduga pembuat pesan.
Saat melakukan pantuan lapangan, pada jam yang ditentukan yang diduga rumah oknum RT tersebut memang tidak ada aktivitas orang berkumpul, hanya sempat terlihat dua orang datang, salah satunya duduk di langgar sebelah rumah yang bersangkutan.
Menyikapi hal itu, seorang Panwascam Landasan Ulin M Novriandy saat dimintai komentar mengaku pihaknya akan menelusuri kasus tersebut.
“Untuk saat ini panwascam sedang dalam proses penelusuran terkait capturean yang beredar pak,” ujarnya via whatsapp.
Begitu pula saat ditanya, apakah Panwascam serius akan menangani dugaan tidak netralnya KPPS di wilayahnya, Novri mengiyakan.
“Iya kami serius,” pungkasnya.