REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Petani cabai di wilayah Kota Banjarbaru merugi meski harga cabai naik hingga Rp100 ribu per kilogram (kg).
Dimana sebelumnya harga cabai diangka Rp50 ribu per kilogram, sekarang naik menjadi Rp90 ribu bahkan hingga Rp100 ribu per kilogram.
Seorang petani cabai di Jalan Gubernur Sarkawi Kota Banjarbaru, Pupun mengaku, saat ini petani banyak alami gagal panen, dikarenakan terkena penyakit cacar atau patek, termasuk cuaca musim kemarau.
“Cacar itu susah sekali diobatin, yang buahnya kering-kering busuk gitu, kalau sudah kena dari satu pohon pasti menyebar ke pohon lainnya jadi bisa kena semua,” ungkapnya. Rabu (7/8/24).
Pupun menyampaikan, biasanya dalam tiga balur hasil panen cabai bisa menghasilkan sampai 5 kilogram, namun sejak kekeringan hasil panen pun mulai menurun.
“Ya berkurang pasti, terakhir kemarin panen cuman dapat satu kilogram, jadi ya buat teman dan makan sendiri saja,” ujarnya.
“Pengaruh cuaca juga, karena harus sering-sering disiram, dan cara penyiraman air dari siraman kurang bagus tidak kaya air hujan, kalau air hujan langsung banyak bisa tembus basah semua, sedangkan siraman kadang cuman membasahi bagian atasnya saja,” sambungnya.
Menurutnya, menanam pohon cabai memerlukan perawatan yang cukup sulit. Ditambah biaya operasional seperti pupuk dan obat-obatan lainnya yang terus mengalami kenaikan.
“Agak-agak sulit, biaya operasional saat ini juga mulai naik, kalau kurang obat kena cacar cabainya,” ucapnya.
Sebelumnya, salah satu pedagang cabai di Pasar Bauntung, Banjarbaru, Yayuk mengatakan, dalam minggu terakhir harga cabai terus mengalami kenaikan secara bertahap.
“Cabai rawit Rp100 ribu per kilogram, dari awalnya naik Rp5 ribu sampai dengan Rp20 ribu per kilogram,” katanya.
“Kalau cabai jablak besar Rp80 ribu, jablak kecil Rp90 ribu per kilogram,” tambahnya.
Baginya, harga cabai naik secara bersamaan itu dikarenakan cuaca telah memasuki musim kemarau, serta banyaknya para petani yang mengalami gagal panen.
“Sudah dua mingguan ini naiknya barengan, karena musim kemarau jadi banyak yang gagal panen,” tandasnya.