REDAKSI8.COM, BANJAR – Meski menjadi salah satu destinasi wisata yang menampilkan keindahan panorama alam yang masih kaya akan ekositem hutan tropis, di beberapa lokasi Kawasan Pegunungan Meratus Taman Hutan Raya Sultan Adam, tepatnya jalur menuju Puncak Kahung di Desa Belangian, Kabupaten Aranio sekarang sudah kotor.
Banyak sampah bekas botol minuman plastik dan sampah lainnya ditemukan berserakan di sekitaran basecamp terakhir arah menuju puncak gunung kahung yang tingginya mencapai 1.456 meter dari Permukaan Laut (MDPL).
Dipergantian tahun baru 2023 ke 2024 kemarin, sejumlah pendaki yang mendatangi kawasan pegunungan Kahung mengkritik soal kebersihan sampah di area basecamp Cemara Gunung Kahung.
Pendaki asal Kota Banjarbaru yang merayakan malam tahun baru disana, Yuandi menyoal kebersihan sampah di sekitaran basecamp terakhir sebelum naik ke Puncak Kahung, dinamai basecamp Cemara.
Dia menyayangkan, sampah-sampah plastik yang ditengarai bekas para pendaki yang datang kesana malah ditinggal dan dibiarkan berserakan di dalam hutan.
Menurutnya, jika hal itu terus didiamkan tanpa adanya treatment khusus kepada pendaki dan pengelola, lama kelamaan hutan di kawasan pegunungan Kahung terjadi penumpukan sampah.
Secara kasat mata masih sedikit, namun baginya, jika terus dibiarkan sampahnya bisa saja menggunung.
“Sangat disayangkan, miris !! Takutnya merusak ekosistem yang ada di hutan tersebut, perlu perhatian khusus kepada para pendaki untuk membawa sampahnya turun” tulis Yuandi kepada Redaksi8.com melalui via WhatsApp, Selasa (2/1/2023) pukul 11.13 wita.
Ia berpikir, jangan sampai daerah wisata pendakian yang sudah terbilang murah itu mesti dikotori. Kesadaran para pendaki untuk tidak meninggalkan sampah di hutan harus dibekali sebelum melaksanakan pendakian.
Misalnya, ada arahan dari pengelola kepada para pendaki yang datang kesana soal kebersihan, terutama perihal adab di dalam hutan yang notabennya adalah kawasan Pegunungan Meratus Taman Hutan Raya Sultan Adam.
“Bayar retribusi cuma Rp4 ribu per orang. Biaya kapal dari pelabuhan riam kanan ke desa terakhir hanya Rp20 ribu/ orang,” sebutnya.
Selanjutnya pendaki asal Jawa Barat, Yusuf mengaku, mendaki di pegunungan Kahung lebih sulit dibandingkan gunung di daerah jawa yang tingginya lebih dari 3 ribu MDPL.
Sebab, selain karena pohon dan vegetasinya masih rapat, menuju keaarah puncaknya pun sulit karena di sepanjang jalur banyak ditemukan lumut dan hewan pacat pengisap darah.
“Tracknya menantang! 1400 (tinggi gunung kahung<-red) mengalahkan track 3000 (tinggi gunung<red) di Jawa,” ungkapnya pasca mendaki Gunung Kahung.