REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Suasana haru menyelimuti Bandara Internasional Syamsuddin Noor, Senin sore (5/5/2025), ketika Gubernur Kalimantan Selatan H. Muhidin dan Wakil Gubernur Hasnuryadi Sulaiman secara langsung melepas keberangkatan kloter pertama Jemaah Calon Haji (JCH) asal Banua.
Tepat pukul 15.00 WITA, Gubernur dan Wagub tiba bersama jajaran Forkopimda. Mereka disambut hangat oleh Kepala Kanwil Kemenag Kalsel sekaligus Ketua PPIH Embarkasi Banjarmasin, Dr. H. Muhammad Tambrin, dan General Manager Bandara, serta Direktur Utama Lion Group.
Dengan mengenakan rompi PPIH, Gubernur Muhidin dan Wagub Hasnuryadi langsung menuju pesawat untuk menyapa para jemaah—kebanyakan lansia—yang sudah bersiap terbang menuju Tanah Suci.
“Mudah-mudahan pian dalam keadaan baik-baik dan menjadi haji mabrur,” ucap Gubernur dengan suara tulus, disambut gemuruh “Aamiin” dari para jemaah yang tampak terharu dan gembira disapa langsung oleh pemimpin mereka.
Gubernur juga berpesan agar para jemaah saling membantu selama menjalankan ibadah. Ia menekankan pentingnya kebersamaan, terutama untuk para lansia yang memerlukan perhatian khusus.
“Jaga kesehatan pian, saling tolong-menolong di sana. Jangan hanya fokus sendiri. Petugas haji juga saya minta layani dengan sepenuh hati. Kalau ada yang main-main, kita evaluasi,” tegasnya.
Tak hanya menyapa dan memberikan pesan moral, Gubernur Muhidin juga memastikan langsung kesiapan teknis keberangkatan haji. Ia berdiskusi dengan jajaran PPIH, pengelola bandara, dan maskapai Lion Air agar semua proses berjalan lancar dan aman.
Kloter pertama ini memberangkatkan 423 jemaah, yang sebagian besar adalah lansia. Mereka diterbangkan menuju Madinah menggunakan Airbus 330 milik Lion Air pada pukul 16.00 WITA.
Adapun JCH dari Kloter 01 hingga 06 tergabung dalam gelombang pertama dengan tujuan Madinah, sementara Kloter 07 hingga 13 akan diterbangkan ke Jeddah.
Mengakhiri kunjungannya, Gubernur menekankan pentingnya penggunaan gelang identitas agar jemaah tidak terpisah dari rombongan, serta mendesak para pendamping untuk bekerja maksimal tanpa batasan peran.
“Pelayanan terbaik adalah kunci kenyamanan ibadah. Ini misi kemanusiaan dan ibadah, bukan sekadar tugas biasa,” pungkasnya.
