REDAKSI8.COM, SAMARINDA — Kekhawatiran masyarakat mengenai potensi dampak negatif dari kebijakan efisiensi anggaran terhadap sektor pendidikan dan kesehatan di Kalimantan Timur akhirnya dijawab oleh DPRD Provinsi.

Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Fuad Fakhruddin, menegaskan bahwa pemerintah telah menjamin bahwa kedua sektor vital tersebut tidak akan mengalami pemotongan anggaran.

Ia memastikan bahwa kebijakan efisiensi anggaran ini tidak akan mempengaruhi kualitas dan kontinuitas layanan pendidikan dan kesehatan yang diterima masyarakat.
“Pemerintah pusat sudah menyampaikan bahwa anggaran untuk sektor pendidikan dan kesehatan tidak akan dipotong. Ini adalah prioritas, dan kita pastikan bahwa masyarakat tidak akan terpengaruh oleh kebijakan ini,” ujar Fuad.
Ia memberikan penjelasan atas kebingungan yang sempat berkembang di kalangan masyarakat.
Lebih lanjut, Fuad menjelaskan bahwa kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan lebih fokus pada pengurangan kegiatan yang dianggap tidak memberikan dampak signifikan dan cenderung berulang-ulang.
Sebagai contoh, kegiatan-kegiatan seperti forum diskusi kelompok (FGD), seminar, dan perjalanan dinas yang tidak selalu memberikan hasil yang maksimal dalam hal peningkatan kinerja pemerintah dan pelayanan publik.
“Kegiatan-kegiatan yang berulang dan tidak berdampak langsung, seperti FGD dan seminar, tentu bisa dikurangi. Efisiensi ini lebih ditujukan untuk kegiatan yang manfaatnya tidak terlalu besar. Tujuannya adalah agar anggaran bisa dialihkan untuk kegiatan yang lebih produktif,” jelas Fuad.
Fuad mengungkapkan langkah konkret telah diambil oleh DPRD Kaltim dengan memangkas anggaran perjalanan dinas.
Penghematan dari pos anggaran perjalanan dinas ini bahkan mencapai puluhan miliar rupiah, yang kemudian dapat dialihkan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih mendesak dan relevan.
“Sebagai bagian dari efisiensi, kami di DPRD Kaltim sudah mengurangi anggaran perjalanan dinas yang bisa dialihkan untuk kebutuhan yang lebih penting. Penghematan ini cukup signifikan, dan kami yakin ini adalah langkah yang tepat,” ungkap Fuad.
Fuad menegaskan bahwa efisiensi anggaran ini tidak dimaksudkan untuk mengurangi kualitas layanan publik, terutama di sektor pendidikan dan kesehatan.
Sebaliknya, kebijakan ini lebih pada pengurangan pemborosan yang terdapat dalam belanja operasional di berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), termasuk DPRD.
“Menurut Menteri Keuangan, banyak belanja operasional yang tergolong boros dan tidak efisien. Oleh karena itu, efisiensi ini dilakukan secara menyeluruh, bahkan DPRD pun turut serta dalam penghematan ini,” tambahnya.
Sebagai penutup, Fuad mengingatkan bahwa efisiensi anggaran adalah langkah penting dalam menjaga kestabilan keuangan daerah, namun sektor-sektor kritis seperti pendidikan dan kesehatan tetap menjadi prioritas utama.
Oleh karena itu, masyarakat di Kalimantan Timur tidak perlu khawatir mengenai pengurangan anggaran untuk dua sektor tersebut.