REDAKSI8.COM, BALIKPAPAN – Dalam rangka mempercepat pencapaian target swasembada pangan nasional, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mendapatkan perhatian khusus dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Melalui sebuah rapat koordinasi strategis yang digelar di Auditorium Markas Komando Daerah Militer VI/Mulawarman, jajaran pimpinan daerah, instansi vertikal, dan para pemangku kepentingan berkumpul untuk menyatukan langkah dalam optimalisasi lahan pertanian, termasuk program cetak sawah di wilayah Kaltim.

Ketua DPRD Kalimantan Timur, Hasanuddin Mas’ud, hadir dalam rapat tersebut sebagai bentuk dukungan legislatif terhadap program nasional yang digagas pemerintah pusat.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, yang datang ke Kalimantan Timur atas arahan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Selain itu, tampak pula Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur, jajaran Kodam VI/Mulawarman, Kepolisian Daerah Kaltim, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), serta kepala daerah dari kabupaten dan kota se-Kaltim.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Pertanian menyampaikan komitmen besar pemerintah pusat untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional, khususnya dengan mempercepat realisasi swasembada melalui pengelolaan dan pengembangan potensi pertanian yang belum tergarap maksimal di Kalimantan Timur.
Salah satu strategi utama adalah program pencetakan sawah baru, perbaikan sistem irigasi, dan penyediaan pupuk yang mencukupi.
Hasanuddin Mas’ud, yang akrab disapa Hasan, menyambut baik langkah tersebut dan menegaskan bahwa DPRD Kaltim sepenuhnya mendukung serta siap mengawal implementasi kebijakan ini di lapangan.
Ia mengungkapkan rasa syukurnya atas komitmen konkret dari Menteri Pertanian yang menyatakan kesiapan pemerintah pusat mengucurkan anggaran sebesar Rp 500 miliar untuk mempercepat pelaksanaan program swasembada pangan di wilayah Kalimantan Timur.
“Alhamdulillah, kita sangat bersyukur hari ini Pak Menteri menyatakan langsung akan memberikan bantuan dana sebesar Rp 500 miliar untuk mendukung langkah percepatan swasembada pangan di Kaltim. Harapan kita bersama, dalam enam bulan ke depan sudah bisa terlihat hasil dari program ini,” ujar Hasan.
Menurut Hasan, besarnya alokasi anggaran tersebut merupakan bentuk keseriusan pemerintah pusat dalam menjadikan Kalimantan Timur sebagai salah satu lumbung pangan nasional.
Meski kewenangan dalam pengelolaan sektor pertanian sebagian besar telah beralih ke pemerintah pusat, DPRD Kaltim tetap memiliki peran penting, terutama dalam aspek pengawasan terhadap jalannya distribusi bantuan dan realisasi program.
Ia menjelaskan, saat ini pengadaan sarana dan prasarana pertanian tidak lagi dilakukan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), melainkan langsung dari pemerintah pusat.
Namun demikian, pengawasan terhadap distribusi pupuk bersubsidi serta bantuan alat pertanian menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah daerah dan DPRD.
“Peran kita sekarang lebih kepada fungsi kontrol. Kita akan pastikan bahwa bantuan dari pusat benar-benar tepat sasaran. Pupuk, alat pertanian, semuanya harus diterima oleh petani yang berhak, dan tidak boleh ada praktik penyelewengan,” tegasnya.
Di sisi lain, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam sambutannya menjelaskan bahwa dukungan anggaran sebesar Rp 500 miliar akan difokuskan pada tiga aspek utama: cetak sawah baru, pemenuhan kebutuhan pupuk, serta rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi.
Menurutnya, langkah ini merupakan bagian dari upaya percepatan nasional menuju kedaulatan pangan.
Ia menyoroti potensi besar Kalimantan Timur dalam mendukung misi nasional tersebut, khususnya karena provinsi ini memiliki banyak lahan tidur yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Dengan strategi pengembangan lahan dan penerapan teknologi pertanian modern, Kaltim dinilai mampu menjadi salah satu wilayah yang berkontribusi besar dalam mencetak surplus pangan.
“Langkah pertama kita adalah mempercepat pencetakan sawah. Lahan tidur yang ada harus dimanfaatkan. Kemudian, pupuk harus cukup dan tersedia bagi seluruh petani. Irigasi yang rusak harus segera diperbaiki agar tidak menghambat produksi,” kata Amran.
Ia menekankan pentingnya pendekatan teknologi dan inovasi dalam pertanian modern. Salah satu terobosan yang dikedepankan adalah penggunaan pesawat nirawak atau drone dalam proses pertanian, termasuk untuk menabur benih.
Menurutnya, hal ini akan mempercepat dan meningkatkan efisiensi produksi.
“Dengan drone, penanaman padi seluas 25 hektare bisa diselesaikan hanya dalam waktu satu hari. Ini jauh lebih cepat dibandingkan metode konvensional yang bisa memakan waktu berhari-hari. Teknologi seperti ini akan kita dorong agar petani semakin produktif,” jelasnya.
Selain aspek teknis, Menteri Pertanian juga memberikan perhatian khusus pada keterlibatan generasi muda dalam dunia pertanian.
Menurutnya, sektor ini kini telah berkembang menjadi peluang ekonomi yang menjanjikan dan tidak lagi identik dengan pekerjaan yang berat dan kurang menarik.
“Kita harus mengubah paradigma. Pertanian kini bukan hanya soal cangkul dan lumpur. Dengan teknologi dan sistem pertanian modern, anak-anak muda bisa melihat bahwa pertanian punya masa depan cerah dan bisa menghasilkan pendapatan yang menjanjikan. Kita akan dorong mereka untuk ikut ambil bagian,” tandasnya.
Melalui sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, DPRD, TNI, Polri, dan semua pemangku kepentingan lainnya, diharapkan program swasembada pangan ini bisa terlaksana secara maksimal.
Harapan besar digantungkan pada Kalimantan Timur untuk menjadi salah satu tulang punggung ketahanan pangan nasional, apalagi di tengah pembangunan besar Ibu Kota Nusantara yang akan membutuhkan dukungan logistik dan pangan yang memadai di masa depan.