Pertemuan tersebut menjadi ruang dialog terbuka dan sarat makna. Para mahasiswa menyampaikan beragam aspirasi, terutama soal keterbatasan akses terhadap Program 1000 Sarjana, program unggulan Pemkab Balangan yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui bantuan pendidikan tinggi.
Meski program ini disambut positif, sejumlah mahasiswa mengungkapkan bahwa implementasinya belum sepenuhnya merata. Masih banyak perguruan tinggi di luar Kalimantan Selatan, seperti di Yogyakarta dan Jawa Tengah, yang belum terjangkau kerja sama program tersebut. Akibatnya, sebagian mahasiswa Balangan belum dapat menikmati fasilitas beasiswa atau pendampingan akademik secara optimal.
“Kami berharap ada pendataan kampus secara menyeluruh, bukan hanya di Kalsel. Banyak dari kami kuliah di luar daerah dan berharap bisa ikut merasakan manfaat program daerah sendiri,” ungkap salah satu mahasiswa.
Mendengar keluhan tersebut, Muhammad Rizkan menyampaikan bahwa DPRD akan serius menindaklanjuti aspirasi tersebut sebagai bagian dari upaya memperluas jangkauan program pendidikan daerah.
“Kami akan dorong Pemkab untuk memperluas kerja sama lintas provinsi. Mahasiswa Balangan, di mana pun mereka menuntut ilmu, tetap berhak atas perhatian dan dukungan daerah,” tegas Rizkan.
Hal senada disampaikan Syamsudinoor, yang menilai aspirasi mahasiswa sejalan dengan prinsip keadilan dan pemerataan akses pendidikan.
“Tidak boleh ada diskriminasi hanya karena lokasi kampus. Program 1000 Sarjana harus inklusif dan berpihak kepada seluruh anak Banua,” ujarnya penuh komitmen.
Kunjungan ini bukan sekadar temu kangen antara wakil rakyat dan mahasiswa perantauan, melainkan sinyal kuat bahwa DPRD Balangan serius menjadikan pendidikan sebagai investasi jangka panjang daerah.
Melalui pertemuan ini, wakil rakyat Balangan mempertegas tekad untuk menjaga agar tidak ada satu pun putra-putri daerah tertinggal dalam gerbong kemajuan, hanya karena kendala administratif atau geografis.
“Kami ingin membangun Balangan bukan hanya dari fisik dan infrastruktur, tapi dari manusianya — generasi mudanya,” tutup Rizkan.
Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian, DPRD Balangan membawa pulang suara anak-anak Banua dari tanah rantau, sebagai pijakan untuk memperbaiki, menyempurnakan, dan memperluas akses pendidikan demi masa depan Balangan yang lebih inklusif dan berdaya saing.