REDAKSI8.COM, SAMARINDA – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Mulawarman (Unmul), melalui Program Studi Hubungan Internasional (HI), sukses menjadi tuan rumah kegiatan diseminasi hasil penelitian dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia.

Acara yang berlangsung pada Sabtu (12/06) lalu di Gedung I-Lab Unmul ini mengusung tema “Recalibrating Indonesia’s Foreign Policy: Internal Reform and Strategic Realignment in a Changing World Order”.
Dua peneliti CSIS, yakni Wafa’a Khairisma dan Muhammad Habib hadir sebagai pembicara utama.
Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya CSIS untuk memperluas jangkauan risetnya ke daerah.
Kepala Departemen HI CSIS, Lina Alexandra menyampaikan, lembaganya ingin mendengar perspektif dari luar Jakarta untuk memperkaya kajian yang disusun.
“Kami memang ingin hadir di Unmul, di Samarinda, bukan hanya untuk berbagi, tapi juga menyerap pemikiran dari teman-teman daerah yang sering kali luput dari perhatian pusat,” ujar Lina.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif, dengan peserta tidak hanya berasal dari Unmul, tetapi juga dari Universitas Nahdlatul Ulama (UNU), Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), serta perwakilan dari instansi daerah yang relevan.
“Kami melihat antusiasme luar biasa dari peserta, pertanyaan yang diajukan pun sangat kritis,” ucap Lina.
Selain menyampaikan hasil penelitian, forum ini juga membuka potensi kolaborasi antara CSIS dan Prodi HI Unmul kedepannya. Kolaborasi ini baik melalui kuliah umum berkelanjutan maupun peluang riset bersama di masa mendatang.
“Kami sudah menyampaikan secara informal, besar harapan kami agar ke depan bisa ada kolaborasi riset antara CSIS dan HI Unmul,” terang Friska Alexandra, dosen pengajar HI Unmul.
Hak tersebut ternyata disambut baik oleh kepala departemen HI CSIS Indonesia.
“Semoga nanti bisa ada kunjungan-kunjungan selanjutnya,” pungkas Lina.
Sebagai lembaga independen, CSIS konsisten menjaga kualitas kajian strategis di tengah tantangan efisiensi. CSIS menjadi aset penting untuk memperkuat riset luar pusat, serta mendekatkan diskursus kebijakan luar negeri dengan realitas di daerah.