REDAKSI8.COM, BANJAR – Masih percaya kusta itu kutukan? Saatnya ubah mindset! Dalam rangka memperingati Hari Kusta 2025, RSUD Ratu Zalecha melalui Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) menggelar penyuluhan bertajuk Mengenal Kusta Lebih Dekat, Kamis (6/2/2025).

Dipandu oleh dr. Noor Hidayah, Sp. DVE, acara ini bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kusta sekaligus menghapus stigma negatif yang masih melekat di lingkungan sekitar.
“Kusta bukan penyakit kutukan atau keturunan. Ini infeksi bakteri yang bisa disembuhkan sepenuhnya dengan terapi yang tepat,” tegas dr. Dayah, sapaan akrabnya.

Ia menjelaskan bahwa kusta disebabkan oleh Mycobacterium leprae, bakteri yang berkembang sangat lambat—bisa butuh waktu hingga 40 tahun untuk menampakkan gejala! Penyakit ini menular melalui droplet, tetapi TIDAK bisa menyebar lewat sentuhan biasa seperti bersalaman atau duduk bersebelahan.
Lantas, bagaimana mengenali gejala kusta? Menurut dr. Dayah, tanda-tandanya meliputi:
✔ Hilangnya sensasi terhadap suhu, tekanan, atau rasa sakit
✔ Lesi pucat atau kulit yang menebal
✔ Pembesaran saraf, terutama di siku dan lutut
✔ Kerusakan hidung seperti mimisan atau kehilangan tulang hidung
✔ Mata kering, jarang berkedip, hingga berisiko menyebabkan kebutaan
✔ Kehilangan alis dan bulu mata
✔ Kelemahan otot hingga kelumpuhan di tangan dan kaki
Namun, jangan panik! Kusta bisa diatasi dengan terapi multiobat (MDT) yang terdiri dari Rifampisin, Dapson, dan Klofazimin. Pengobatan ini berlangsung selama 12 bulan dan—kabar baiknya—tersedia GRATIS di puskesmas!
“Kami ingin masyarakat sadar bahwa kusta bukanlah vonis sosial. Dengan pemahaman yang benar, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung kesembuhan penderita,” tutup dr. Dayah.
Jadi, yuk hentikan stigma! Kenali, cegah, dan bantu mereka yang membutuhkan.