REDAKSI8.COM, SAMARINDA – Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur menegaskan bahwa Jembatan Mahakam masih aman dilintasi kendaraan meski sempat ditabrak kapal tongkang pengangkut kayu pada Minggu (16/2/2025). Namun, pernyataan ini mendapat respons keras dari Komisi II DPRD Kaltim yang tetap bersikeras agar jembatan ditutup demi keselamatan masyarakat.
BBPJN menyebut hasil pemeriksaan tidak menemukan kerusakan berarti pada struktur jembatan, sehingga tidak diperlukan penutupan. Namun, anggota Komisi II DPRD Kaltim, M. Husni Fahruddin, menolak klaim tersebut dan menegaskan bahwa langkah preventif lebih penting daripada menunggu bencana terjadi.
“Kita pernah mengalami runtuhnya Jembatan Tenggarong pada 2011. Jangan sampai peristiwa tragis itu terulang. Karena itu, kami merekomendasikan penutupan sementara dan mengalihkan mobilitas ke jembatan baru di sebelahnya,” ujar Husni, Minggu (23/2/2025).
Husni mengungkapkan bahwa kondisi Jembatan Mahakam tetap berbahaya karena adanya keretakan pada pilar tiga (P3), pergeseran struktur, serta pelebaran kerenggangan jalan hingga 9 milimeter.
ia mengingatkan bahwa sebelum ambruknya Jembatan Tenggarong, pihak berwenang juga sempat menyatakan jembatan dalam kondisi aman.
“Jangan sampai kita mengulangi kesalahan yang sama. Saat ini, banyak laporan warga yang melihat ada pelebaran kerenggangan di setiap segmen jembatan,” jelasnya.
Komisi II DPRD Kaltim juga menyoroti ketiadaan fender atau pelindung jembatan sebagai faktor utama tingginya risiko benturan dari kapal-kapal tongkang. Husni mempertanyakan bagaimana BBPJN bisa menjamin keamanan jembatan tanpa adanya perlindungan tersebut.
“Jika BBPJN bersikeras tidak menutup jembatan, siapa yang akan bertanggung jawab jika terjadi insiden? Apakah mereka siap menandatangani komitmen tertulis untuk menjamin keselamatan pengguna jembatan?” tantangnya.
Lebih lanjut, ia juga mengkritisi lemahnya pengawasan dari Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) yang dinilai gagal mencegah kapal-kapal tongkang menabrak pilar jembatan.
“Apakah kita masih bisa percaya pada KSOP dan Pelindo yang kerap lalai? Berdasarkan rekaman CCTV, tabrakan ini menyebabkan fender beton pelindung jembatan runtuh dan hilang ke dalam sungai,” tambah Husni.
Mewakili Komisi II DPRD Kaltim, Husni menegaskan bahwa pihaknya tetap bersikeras agar Jembatan Mahakam ditutup sementara hingga fender pelindung dipasang.
“Kami meminta tidak hanya lalu lintas di atas jembatan yang dihentikan, tetapi juga aktivitas kapal di bawahnya. Keselamatan nyawa warga jauh lebih penting,” tegasnya.
Sebelumnya, Kepala BBPJN Kaltim, Hendro Satrio M.K, menegaskan bahwa Jembatan Mahakam tetap bisa digunakan. Ia menyatakan bahwa berdasarkan pemeriksaan teknis, kerusakan yang terjadi tergolong minor.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan, kami simpulkan bahwa jembatan masih aman digunakan. Oleh karena itu, kami tidak merekomendasikan penutupan,” ujar Hendro dalam konferensi pers di Balikpapan, Sabtu (22/2/2025).
Sebagai langkah mitigasi, Hendro menyebut telah berkoordinasi dengan KSOP Kelas IA Samarinda untuk memasang pelampung penanda jalur kapal dan menambah dua kapal tunda guna membantu manuver kapal yang melintas di bawah jembatan.
Namun, bagi DPRD Kaltim, langkah tersebut belum cukup. Mereka tetap menuntut tindakan nyata sebelum insiden yang lebih besar terjadi.
