REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Meski 2 hari belakangan diguyur hujan, Kota Banjarbaru dinyatakan siaga karhutla.
Karena dari data yang berhasil dihimpun Redaksi8.com, sejak 3 bulan terakhir sudah ada 25 kali kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Luas lahan yang terbakar tercatat sampai 34,2 hektar.
Tidak heran petugas pemadam kebakaran kesulitan untuk menangani karhutla, karena titik api yang didatangi cenderung sulit dijangkau oleh petugas.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru Zaini mengaku kesulitan memadamkan api di beberapa titik lokasi yang jaraknya cukup jauh dari sumber pengairan.
Katanya perlu belasan sambungan selang supaya bisa menjangkau titik api.
Ia pun ingin BPBD Provinsi bisa membantu pihaknya membasahi atau memadamkan api yang sulit dijangkau.
“Kami berharap, mudah-mudahan pihak BPBD provinsi membantu kami melalui Helikopter untuk melakukan pembasahan,” ucapnya.
Kemudian, melalui SK Walikota yang sudah disampaikan kepada BPBD Provinsi Kalimantan Selatan, Banjarbaru sudah menetapkan kesiagaan karhutla.
Dengan SK yang ditetapkan, BPBD Banjarbaru menggalang sejumlah persiapan, salah satunya membentuk posko karhutla.
Tugasnya nanti kata Zaini, akan bekerjasama dengan pihak TNI, Polri, dan BPBD Provinsi, maupun pihak relawan di Kota Banjarbaru.
“Sementara kita akan membentuk posko di induk saja, 1×24 kami akan siaga karhutla di BPBD Kota Banjarbaru,” ujarnya.
“Untuk saat ini status di Kota Banjarbaru sudah siaga karhutla,” sambung Kalak BPBD Kota Banjarbaru Zaini, Senin (5/6/23).
Zaini menyebutkan, ada 5 titik yang rawan terjadi karhutla di Kota Banjarbaru, diantaranya Kelurahan Guntung Manggis, Kelurahan Guntung Payung, Kecamatan Cempaka, Kecamatan Liang Anggang, dan Kecamatan Landasan Ulin.
“Titik hospot yang ada sebagaimana kita sampaikan bahwa ada 5 titik karhutla di Banjarbaru,” katanya.
Penyebab terjadinya karhutla, Zaini menerangkan, selain cuaca ekstrim atau panas, pun akibat oleh tangan manusia yang dengan sengaja dan tidak bertanggungjawab membuka lahan dengan cara membakar.
Namun tidak semua karhutla bisa ditanggulangi BPBD atau relawan sendiri, sebab ada lahan yang tidak bisa dijamah oleh manusia karena luasan lahan yang besar.
“Penyebab karhutla di Kota Banjarbaru ada 2, yakni cuaca ekstrim atau panas, kemudian olah tangan manusia yang membakar lahan,” terangnya.
Kemudian dalam pencegahan ini BPBD Banjarbaru melakukan edukasi melalui baleho-baleho dan langsung ke lokasi tempat kejadian, serta mengimbau kepada masyarakat agar tidak membakar lahar.
Hal tersebut menjadi perhatian khusus Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru untuk menyiagakan personel BPBD Banjarbaru setiap hari.
Sementara itu, Walikota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin mengimbau kepada seluruh masyarakat agar siaga akan karhutla.
Selain itu, Ia mengharap masyarakat yang melakukan pembersihan lahan baik itu kebun maupun lahan pertanian, agar tidak melalui cara membakar.
“Takut merambat nya kemana-mana sehingga terjadi kebakaran hutan yang luas,” ucapnya.
Aditya menukas, dirinya tidak mengaharapkan terjadinya musibah karhutla seperti beberapa tahun lalu terulang kembali di Kota Banjarbaru.
“Kami juga meminta kepada BPBD dan UPT Damkar untuk siaga terkait karhutla ini, dibantu juga dengan Tagana (taruna siaga bencana) Dinsos Banjarbaru,” pungkasnya.
Penulis Irma