REDAKSI8.COM, MAHAKAM ULU — Menjelang pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Kabupaten Mahakam Ulu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis, mengingatkan masyarakat agar menggunakan hak pilihnya secara bijak dan bertanggung jawab.

Dalam pernyataan resminya kepada media, Ananda menegaskan bahwa satu suara memiliki dampak yang sangat besar terhadap arah pembangunan daerah untuk lima tahun ke depan.
Menurut politisi muda dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu, Mahakam Ulu sebagai salah satu daerah yang berada di kawasan perbatasan Kalimantan Timur, memiliki tantangan pembangunan yang cukup kompleks.
Oleh karena itu, pemilihan pemimpin melalui PSU menjadi momen krusial yang harus dimanfaatkan dengan penuh kesadaran oleh masyarakat.
“Suara rakyat adalah kekuatan tertinggi dalam demokrasi. Keputusan yang diambil hari ini melalui suara di bilik TPS akan menentukan wajah Mahulu ke depan. Apakah pembangunan akan berjalan merata atau justru kembali terhambat,” ujarnya dengan nada serius.
Ananda menyampaikan keprihatinannya terhadap rendahnya kesadaran sebagian warga terhadap pentingnya keikutsertaan dalam pemilihan. Ia menilai bahwa masih banyak masyarakat yang belum memahami bahwa suara mereka sangat mahal nilainya, bukan dalam arti materi, tetapi dalam arti menentukan kebijakan yang akan diambil oleh para pemimpin daerah.
“Jangan pernah meremehkan satu suara. Karena dari situlah kebijakan lahir, anggaran disusun, dan arah pembangunan dipetakan. Sayang sekali kalau kesempatan ini tidak dimanfaatkan secara maksimal,” tambahnya.
Ia mengingatkan bahwa kondisi geografis Mahakam Ulu yang terpencil dan sulit dijangkau menjadi tantangan tersendiri dalam pemerataan pembangunan.
Mulai dari infrastruktur jalan dan jembatan, layanan pendidikan dan kesehatan, hingga akses komunikasi dan transportasi, semuanya masih membutuhkan perhatian besar dari pemerintah.
Untuk itu, Ananda menekankan, calon pemimpin yang akan dipilih harus memiliki pemahaman mendalam terhadap realitas yang dihadapi masyarakat di lapangan, bukan hanya janji-janji manis saat masa kampanye.
“Kita butuh pemimpin yang sudah terbukti bekerja dan memiliki rekam jejak pengabdian, bukan yang hanya hadir saat pemilu datang. Pemimpin itu harus punya visi, mampu berpikir strategis, dan berpihak pada masyarakat kecil. Apalagi Mahulu adalah daerah perbatasan yang strategis, tapi rawan tertinggal jika tidak dipimpin dengan serius,” paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Mahakam Ulu, Saaludin, juga menyampaikan imbauan kepada seluruh peserta pemilu dan masyarakat luas agar menjaga integritas proses demokrasi dalam PSU kali ini.
Ia menekankan pentingnya mencegah berbagai bentuk pelanggaran, seperti politik uang, kampanye hitam, penyebaran informasi hoaks, maupun intimidasi terhadap pemilih.
“Kami berharap PSU di Mahulu bisa berjalan secara jujur dan adil. Ini adalah momentum untuk memperbaiki proses demokrasi. Kami juga mengajak masyarakat untuk berani melaporkan setiap dugaan pelanggaran ke Bawaslu melalui kanal resmi yang telah disediakan,” jelasnya.
Bawaslu, lanjut Saaludin, telah menyiapkan berbagai langkah pengawasan, termasuk penguatan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu partisipatif.
Harapannya, pelaksanaan PSU ini menjadi yang pertama dan terakhir, serta dapat memberikan hasil yang benar-benar mencerminkan kehendak masyarakat Mahakam Ulu.
Dengan berbagai pernyataan yang disampaikan, baik dari unsur legislatif maupun pengawas pemilu, masyarakat Mahakam Ulu diharapkan dapat menjalankan perannya sebagai pemilih aktif yang cerdas dan kritis.
Keputusan yang diambil pada momentum ini akan menjadi fondasi penting bagi arah pembangunan daerah selama lima tahun mendatang, serta menjadi wujud nyata dari demokrasi yang sehat dan berintegritas.