REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Sebanyak 25 pelaku seni rupa yang tergabung dalam Ikatan Pelukis Kalimantan Selatan (IPKS) Banjarbaru memamerkan karya-karyanya di Kala Cafe Kota Banjarbaru, Senin (25/8/25).

Puluhan karya seni lukis bernuansa sejarah adat Suku Banjar tersebut dipajang dengan ciri khas aliran dan rasa yang dikemas dalam sebuah pameran seni rupa bertajuk Warisan Budaya Tak Benda.
Karya itu seperti lukisan bermain Panting, Wayang Banjar, Galuh Banjar dan sasirangan, Tenun di ujung jari, Baksa Kembang hingga Balamut dan betapuk gendang.

Dimana dalam lukisan memiliki sebuah makna, musik, tari, cerita lisan dan ragam busana Banjar bukan hanya tinggal kenangan, melainkan inspirasi yang terus dihidupkan lewat bahasa rupa.
“Ini adalah pameran dimana kami bisa menyajikan inspirasi dari pelukis, Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) kami angkat kembali suupaya warisan ini tidak hilang begitu saja tergerus oleh kemajuan teknologi,” ujar Ketua Harian IKPS Kota Banjarbaru, Eko Budiono.
Dengan adanya pameran itu, Ia berharap tak hanya bisa menikmati keindahannya saja, tetapi dapat menjadi inspirasi masyarakat untuk mencoba menggali warisan budaya Banjar itu sendiri.
“Menggerakan kembali apa yang hampir hilang, contohnya warisan budaya Balamut tadi, budaya itu dapat dilakukan lagi oleh masyarakat, itu harapan kami,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu penikmat lukisan asal Kota Banjarmasin, Wiwid menyebutkan, banyak ragam aliran yang ditampilkan di ruang pameran lukisan ini.
“Lumayan semarak 2 tahun terakhir rutin mengadakan pameran, kalau dulu jarang sekali, termasuk pameran kali ini bertemanbaru untuk seni lukis sejarah Banjar,” katanya.
Menurutnya, ide yang digagaskan pada pameran seni lukis kali ini berbeda dari biasanya, karena memberikan pemahaman akan sejarah Banjar yang dituangkan melalui lukisan-lukisan.
“Bagus juga idenya ini jadi kita tahu apa aja sejarah Banjar, tertuang di lukisan-lukisan kita bisa melihat kebudayaan Banjar melalui lukisan yang di pamerkan,” imbuhnya.
Diwaktu berbeda, Staf Ahli Wali Kota Bidang Ekonomi dan Keuangan, Abdul Malik menyampaikan, apresiasi dan dukungannya bagi para seniman rupa di Banjarbaru agar terus berkembang.
“Kita menyarankan kawan-kawan untuk dapat menyelenggarakan pameran yang lebih besar dengan skala yang lebih luas, sehingga masyarakat kita punya kemampuan untuk ikut berpartisipasi dan mengembangkan karya seni rupanya,” terangnya.
Kemudian, tema yang diangkat pada pameran menurutnya berbeda dengan menyajikan potret-potret kehidupan sehari-hari masyarakat Banjar.
Oleh karena itu, diharapkan pameran seperti ini di masa yang akan datang bisa sekaligus memberikan pemahaman dan kecintaan terhadap seni budaya Banjar yang semakin berkembang.
“Seperti ada Balamut yang sekarang jarang muncul sudah hanpir hilang, walaupun masih ada Madihin tetapi Balamut ini termasuk seni budaya kita yang sudah hampir hilang, dan generasi muda kurang apresiasi dengan kesenian balamut ini,” tutupnya.