REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) bekerjasama dengan Bank Sampah Induk Baiman Kota Banjarmasin dan Bank Sampah Unit Sekimpul Kabupaten Banjar menggelar program penukaran sampah plastik menjadi sembako di depan Kantor Gubernur Kalsel, Kamis (5/6/25).

Program ini sebagai bagian dari upaya menanyakan sampah, khususnya plastik yang masih menjadi persoalan di lingkungan masyarakat.

Plt. Kadis LH Kalsel, Fathimatuzzahra mengatakan, dalam rangka memperingati hari Lingkungan Hidup Sedunia, pihaknya bersama stakeholder terkait mengajak masyarakat untum melakukan bersih-bersih dan memilah sampah antara organik dan non organik.
“Memilah sampah non organik dilakukan disini dalam upaya pengurangan sampah plastik di Provinsi Kalsel,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan seperti ini merupakan salah satu cara untuk mengubah mindset masyarakat.
Dimana program penukaran sampah plastik menjadi sembako ini sudah dilakukan pihaknya sebanyak dua kali, pertama di Banjarmasin depan Kantor Gubernur Lama, dan di depan Kantor Gubernur Kalsel Banjarbaru.
“Di hari itu kita mendapatkan sampah plastik kurang lebih 6,2 ton. Kita memberikan edukais kepada masyarakat bahwa sampah yang ada disekitarnya jika dikelola dengan baik akan memberikan nilai bagi mereka,” ucapnya.
Ia menyebutkan, sembako yang dibagikan kepada masyarakat itu berupa beras, gula, dan minyak goreng.
Dengan skema, mereka datang membawa sampahnya dan dilihat serta dinilai oleh Bank Sampah Induk Baiman Kota Banjarmasin dan Bank Sampah Unit Sekumpul Kabupaten Banjar, kemudian mereka yang akan menilai harga dari sampah tersebut.
Jika sampah itu bernilai diatas Rp10 ribu, maka mereka akan mendapatkan 1 liter minyak goreng atau 1 kilogram gula.
“Kalau dibawah Rp10 ribu, mereka akan mendapatkan mie, minyak setengah liter, dan beras 1 kilogram,” katanya.
Sementara itu, salah satu warga yang menukarkan sampah menjadi sembako, Siti Nurbaya sangat mengapresiasi Pemerintah atas kegiatan yang diselenggarakan.
“Sangat bagus, sebenarnya iseng aja datang ternyata alhamdulillah bermanfaat, berguna untuk sehari-hari,” ungkapnya.
Dengan sampah yang ditukarkan tersebut, Ia mendapatkan 1 kilogram gula, minyak 2 liter, dan mie 2 bungkus.
“Saya membawa kurang lebih 10 liter minyak jelantah, dihargai Rp30 ribuan,” tutupnya