REDAKSI8.COM, SAMARINDA – Pendidikan, meski telah menjadi salah satu prioritas utama dalam pembangunan daerah, masih menghadapi sejumlah tantangan besar di Kalimantan Timur, khususnya di dua kota besar, Samarinda dan Balikpapan.

Meskipun kemajuan terus berlangsung, akses dan mutu pendidikan yang merata tetap menjadi pekerjaan rumah besar yang harus segera diselesaikan.

Hal ini diungkapkan dengan tegas oleh H. Baba, Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, saat ditemui di ruang kerjanya pada Senin (28/4/2025).
Dalam paparan yang disampaikan, Baba mengidentifikasi dua permasalahan utama yang terjadi di kedua kota tersebut terkait dengan sektor pendidikan, yang meski memiliki infrastruktur yang berbeda, keduanya memiliki tantangan tersendiri yang harus segera diatasi.
Menurut Baba, sektor pendidikan di Samarinda, ibukota Provinsi Kalimantan Timur, sebenarnya sudah cukup memadai dari segi infrastruktur.
Sarana dan prasarana pendidikan telah berkembang dengan baik, dan daya tampung sekolah pun masih mencukupi untuk menampung lulusan SMP yang terus meningkat setiap tahun.
“Kalau Samarinda, sebenarnya sudah cukup baik. Sarana tersedia, daya tampung juga mencukupi untuk lulusan SMP tiap tahun,” ungkap Baba, seraya menunjuk tumpukan data statistik di mejanya yang menunjukkan angka kelulusan dan kebutuhan akan fasilitas pendidikan.
Namun, meski secara infrastruktur relatif baik, masalah sesungguhnya muncul dari pola pikir masyarakat itu sendiri.
Di Samarinda, masih ada anggapan bahwa hanya sekolah-sekolah unggulan yang dapat memberikan pendidikan yang berkualitas.
Hal ini menyebabkan ketimpangan dalam peminat di beberapa sekolah lain, yang sepi pendaftar meskipun kualitas pendidikan yang ditawarkan juga tidak kalah baiknya.
Siswa dan orang tua masih cenderung berfokus pada sekolah-sekolah favorit, yang akhirnya memperburuk ketidakmerataan distribusi peserta didik.
“Anak-anak hanya ingin mendaftar di sekolah favorit. Itu yang membuat kualitas tidak merata. Beberapa sekolah lain, meskipun memiliki sarana yang cukup memadai, tetap kesulitan karena tidak ada peminat,” jelas Baba.
Sementara itu, di Balikpapan, situasi yang lebih serius justru terjadi. Kota yang dikenal sebagai pusat industri minyak ini menghadapi kendala besar dalam hal infrastruktur pendidikan.
Meskipun jumlah lulusan SMP terus meningkat, kota ini belum mampu menampung seluruhnya di jenjang pendidikan SMA atau SMK.
“Baru sekitar 51 persen siswa yang bisa tertampung di sekolah-sekolah yang ada. Sisanya, terpaksa harus mencari tempat lain atau bahkan berhenti sekolah,” ujar Baba dengan nada prihatin. Ini menjadi masalah serius yang harus segera ditangani, karena setiap anak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Dalam menghadapi tantangan ini, Pemerintah Kota Balikpapan sudah mengambil langkah konkret dengan mengajukan pembangunan dua SMA dan dua SMK baru.
Pembangunan ini diharapkan dapat menambah kapasitas sekolah yang ada, sehingga lebih banyak anak yang bisa melanjutkan pendidikan mereka tanpa terkendala oleh ketersediaan ruang kelas.
“Harapannya, dengan penambahan sekolah baru ini, tidak ada lagi anak-anak yang terpaksa berhenti sekolah hanya karena ruang kelas yang terbatas. Kita ingin memastikan bahwa semua anak bisa melanjutkan pendidikan mereka,” kata Baba, mengungkapkan harapannya terhadap langkah Pemkot Balikpapan.
Baba menegaskan, bagi DPRD Kaltim, pendidikan bukan sekadar urusan membangun gedung sekolah atau menambah daya tampung siswa.
Pendidikan adalah fondasi utama dalam pembangunan daerah.
Pendidikan yang berkualitas adalah kunci untuk mencetak generasi yang siap menghadapi tantangan di masa depan, serta membangun daerah mereka sendiri.
“Pendidikan adalah fondasi utama dalam pembangunan daerah. Kami di DPRD Kaltim akan terus mengawal dan mendorong agar persoalan ini cepat dituntaskan. Kami tidak ingin ada anak-anak di Kaltim yang terhambat untuk melanjutkan pendidikan mereka hanya karena terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan,” tegas Baba dengan penuh keyakinan.
Di balik angka-angka dan kebijakan yang ada, ada ribuan harapan yang menyertainya.
Harapan dari para siswa di Samarinda dan Balikpapan yang ingin belajar dan terus berkembang, agar kelak dapat berkontribusi bagi kemajuan daerah mereka.
Mereka bukan hanya berharap bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi juga ingin belajar di lingkungan yang memadai dan berkualitas, di mana fasilitas yang ada mampu mendukung mereka untuk berkembang secara maksimal.
Baba menambahkan bahwa tantangan ini bukanlah hal yang mudah, namun ia yakin dengan kerjasama yang baik antara pemerintah daerah dan legislatif, serta kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan yang merata, semua persoalan ini bisa segera teratasi.
“Pendidikan adalah hak setiap anak. Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa tidak ada anak di Kaltim yang tertinggal hanya karena keterbatasan infrastruktur pendidikan. Ini adalah masa depan kita semua,” kata Baba, menutup wawancara dengan semangat optimisme.
Kedepannya, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur diharapkan bisa terus berfokus pada pengembangan pendidikan yang lebih merata, dengan memperhatikan keseimbangan antara infrastruktur, kualitas pengajaran, dan kesempatan yang setara bagi seluruh siswa, di kota besar seperti Samarinda dan Balikpapan hingga ke daerah-daerah terpencil.