REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Menteri Pertanian Republik Indonesia (Mentan RI), Andi Arman Sulaiman, menegaskan bahwa setiap instansi yang terlibat dalam program Optimalisasi Lahan (Oplah) di Kalimantan Selatan (Kalsel) harus amanah dan bertanggung jawab dalam mengelola dana rakyat.
Pernyataan tersebut disampaikan Mentan Arman dalam rapat koordinasi di Aula Idham Khalid, Kantor Gubernur Kalsel, pada Rabu (18/3/25) siang. Ia menegaskan bahwa instansi yang tidak mampu mengelola dana serta peralatan yang diberikan, lebih baik menyerahkan tugas tersebut kepada pihak lain yang lebih siap.
“Kalau tidak sanggup dengan uang yang dikasih, termasuk peralatan, aku serahkan ke yang lain,” tegasnya.
Mentan Arman menaruh harapan besar pada 26 instansi yang terlibat, mulai dari Pemerintah Provinsi, 13 Kabupaten/Kota, hingga pihak swasta dan perusahaan daerah. Mereka diamanahkan untuk bersungguh-sungguh menyukseskan program swasembada pangan nasional.
Sebagai bagian dari rencana besar ini, pemerintah menetapkan target cetak sawah di Kalsel seluas 500 ribu hektare dengan alokasi dana Rp1 triliun.
Untuk tahap pertama program Oplah, seluas 9.590 hektare sudah memasuki proses pemberkasan kontrak melalui Instansi Pemerintah Lainnya (IPL) dan TNI E-Katalog. Sementara tahap kedua seluas 7.792 hektare masih dalam proses Survei Investigasi Desain (SID).
Adapun program cetak sawah dibagi dalam tiga tahap:
– Tahap pertama: 3.170 hektare (pemberkasan kontrak).
– Tahap kedua: 11.991 hektare (proses SID).
– Tahap ketiga: 15.000 hektare (proses buka blokir lahan).
Sebagai penunjang program, sebanyak 600 unit excavator telah disiapkan oleh pihak kontraktor guna mendukung pengolahan lahan secara maksimal.
“Total luas lahan untuk Oplah 2025 di Kalsel mencapai 17.382 hektare, sedangkan program cetak sawah mencapai 30.000 hektare,” ungkap Mentan Arman.
Menanggapi instruksi Menteri Pertanian, Gubernur Kalsel Muhidin menegaskan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan kepala daerah di tingkat kabupaten/kota untuk memastikan kesiapan mereka dalam menjalankan program ini.
“Saya akan buat laporan kepada Pak Menteri. Apakah mereka benar-benar siap atau tidak, karena program ini memerlukan komitmen penuh dan tanggung jawab besar dalam pengelolaannya,” tegas Gubernur Muhidin.
Dengan alokasi anggaran yang besar dan target ambisius, keberhasilan program Oplah di Kalsel sangat bergantung pada keseriusan semua pihak dalam menjalankan tugasnya. Pemerintah berharap, dengan langkah ini, Indonesia semakin dekat menuju swasembada pangan yang berkelanjutan.
