REDAKSI8.COM, KALTIM – Anggota DPRD Kaltim dari Dapil Kutai Kartanegara (Kukar) Salehuddin menyoroti permasalahan pendidikan yang serius di daerahnya.
Mengacu pada data dari Pusat Statistik dan Informasi (Pusgatin) Kementerian Pendidikan, ia mengungkapkan, angka putus sekolah di Kukar sangat tinggi, dengan ribuan anak tidak melanjutkan pendidikan setelah lulus SD dan SMP.
“Ada sekitar 1.911 anak di Kukar yang telah lulus SD tidak melanjutkan ke SMP,” kata Salehuddin kepada wartawan pada Kamis, (31/10).
Data Pusgatin mencatat, ada 2.400 anak lulusan SMP di Kukar yang tidak melanjutkan ke SMA.
Selain itu, tercatat 3.258 siswa putus sekolah, dan sebanyak 6.000 anak di Kukar belum pernah bersekolah sama sekali.
Menurut Salehuddin, angka putus sekolah tertinggi terdapat di Kecamatan Samboja dengan 360 anak dan Kecamatan Tenggarong dengan 384 anak.
Ia menjelaskan, ada beberapa faktor menyebabkan anak-anak di kecamatan tersebut meninggalkan bangku sekolah, antara lain faktor ekonomi keluarga, membantu pekerjaan orang tua di kebun, serta kurangnya pemahaman orang tua mengenai pentingnya pendidikan.
“Kami di DPRD berharap pemerintah daerah dan semua pemangku kepentingan untuk bersinergi mengatasi masalah ini,” ungkapnya.
Salehuddin mengusulkan beberapa langkah untuk mengurangi angka putus sekolah, seperti memberikan beasiswa, bantuan pendidikan dari program BSI Idaman, Program Indonesia Pintar (PIP), serta pembangunan fasilitas pendidikan di wilayah terpencil.
Ia menyarankan perlunya menyediakan asrama di sekolah-sekolah yang jauh dari permukiman, agar siswa dari daerah terpencil dapat lebih mudah mengakses pendidikan.
“Permasalahan ini tidak hanya tanggung jawab dinas pendidikan atau pemerintah daerah, tetapi perlu kolaborasi semua pihak,” tegasnya.
Selain bantuan ekonomi, Salehuddin menekankan pentingnya sosialisasi kepada orang tua mengenai signifikansi pendidikan sebagai bekal masa depan anak.
“Pemerintah diharapkan terus berinovasi agar tidak ada lagi anak-anak yang berhenti sekolah akibat keterbatasan akses atau kondisi ekonomi,” tutupnya.