Cipayung Plus Kota Medan yang terdiri dari GMNI, PMII, KAMMI, HIMMAH, PMKRI, dan IMM dengan menghadirkan narasumber Akademisi Universitas Sumatera Utara (USU), Fredick Broven Ekayanta S.IP,. M.IP dan Ketua PW HIMMAH Sumut, Kamaluddin Nazuli Siregar, S.Pd.
Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan sambutan perwakilan pimpinan Cipayung Plus Kota Medan disampaikan oleh Ketua Umum PC HIMMAH Kota Medan, Imransyah Pasai.
Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai bentuk bahwa mahasiswa dan pemuda Kota Medan masih ada untuk memperhatikan bangsa dan negara. Pembangunan berkelanjutan harus juga dilihat di Kota Medan sebagai bagian dari Indonesia dalam menentukan arah kedepan.
“Kita tetap semangat mengawal pembangunan berkelanjutan agar visi Indonesia Emas 2045. Hasil diskusi ini sebagai upaya penyadaran kepada masyarakat Kota Medan. Namun perlu kita sampaikan bahwa pembangunan yg sudah bagus dikerjakan Pak Walikota agar kiranya dilanjutkan. Kalau bisa tak ada ego untuk tidak melanjutkan itu demi terwujudnya Indonesia Emas” ucapnya kepada awak media yang bertugas.
Dalam pemaparannya dalam menyampaikan materi Akademisi USU Fredick Broven Ekayanta SIP, MIP menyampaikan Indonesia 2045 dalam keadaan Emas itu tergantung kemauan diri sendiri. Saat ditanya moderator tentang pembangunan Kota Medan yang perlu dilanjutkan Fredick mengapresiasi pembangunan infrastruktur gorong-gorong.
“Ada dua kelompok yg memandang Indonesia Emas. Indonesia Emas disebut karena 100 tahun. Usia kalian hari ini akan berada pada usia produktif saat itu. 2 itu terdiri dari Indonesia Emas atau Cemas? Seperti yang saya lihat di Kompas memaparkan data banyak pemuda tak berminat untuk menikah,” tuturnya.
“Teraformasi dari maraknya pinjol dan judol. Kita harus memaksa pemerintah untuk mengatasi kekhawatiran Indonesia Cemas. Kalau ngomongin Medan. Kota dimana pun di dunia problemnya sama yaitu macet, banjir, dan polusi. Ada perbaikan yang makin bagus sudah ada gorong-gorong yang dibangun. Itu sangat bagus,” tambah Fredick.
Ketua Umum PW HIMMAH Sumatera Utara Kamaluddin Nazuli Siregar, S.Pd saat menjadi narasumber menyampaikan pembangunan yang perlu dilanjutkan adalah pembangunan yang membawa manfaat untuk kesejahteraan rakyat.
“Pemerintah harus buka matanya bahwa mahasiswa dan pemuda masih peduli pada lingkungannya. Kita harus mengukur gimana pembangunan sudah sejauh mana manfaat pembangunan. Tentunya keberlanjutan pembangunan harus kita ukur” kata Kamaluddin.
Saat audiens melontarkan pertanyaan tentang penilaian narasumber terkait pembangunan di Kota Medan. Serta pertanyaan tentang layak atau tidakkah Bobby Nasution diberi tiket maju sebagai kontestan di Pilgubsu.
Kamalludin menjawab publik harus melihat secara objektif dan rasional tentang apa yang sudah diperbuat Bobby Nasution. Tapi Kamal mengarahkan hal yang lebih penting adalah bagaimana pembangunan yang baik di Kota Medan harus dilanjutkan oleh Walikota Medan terpilih nantinya.
“Saya rasa layak atau tidak itu harus betul-betul kita nilai secara rasional. Tapi yang lebih penting adalah pembangunan yang baik harus dilanjutkan. Saya melihat ada beberapa hal yang penting untuk dilanjutkan yaitu terkait infrastruktur yaitu pertama normalisasi sungai deli harus dilanjutkan agar sungai tetap terawat sebagai ikhtiar pencegahan banjir,” sebutnya.
“Kedua penanganan sampah yg ditanggungjawabi Camat membuat upaya pengontrolan penanganan sampah sampai tingkat lingkungan,” tambahnya.
Ia menambahkan, bahwa adapun terkait Non- Infrastruktur pertama UHC, berobat gratis dengan KTP Medan. Kedua Mal Pelayanan Publik yang mempercepat pengurusan dokumen penduduk dan perizinan. Dengan rata-rata waktu penyelesaian dokumen selama seminggu.
Ia kembali memenurkan, Ketiga Kota Medan dijadikan sebagai daerah percontohan dalam upaya penanganan stunting. Hal ini terbukti dari keberhasilan Pemko Medan yang dipimpin Wali Kota Medan, Bobby Nasution dalam menurunkan angka penderita stunting sebanyak 9.6% dalam satu tahun. Keempat E-Katalog UMKM mempermudah marketing UMKM” ungkap Kamal.
Di akhir wawancara, Ketua PMII Kota Medan Dedi Arisandi Ritonga saat mengambil kesimpulan mengamati hasil dialog kepemudaan tersebut. Dan mendorong civil society untuk mengawal keberlanjutan pembangunan yang ada di Kota Medan khususnya. “Kami sepakat dengan hasil diskusi hari ini agar supaya civil society mendorong keberlanjutan pembangunan di Kota Medan,” tutup Dedi.