REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Akibat Harga sawi tengah anjlok, sejumlah petani di Kampung Sayur Laura, Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru merugi.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Petani Sawi Sutrisno, katanya, sudah satu bulan terakhir ini harga sayur sawi terus berangsur turun.
“Mulai dari harga Rp2 ribu hingga yang hanya laku terjual Rp500 sampai Rp800 saja per ikatnya,” ungkapnya, Senin (29/7/24).
Padahal menurutnya, kualitas sayur sawi yang dipanen sudah cukup baik dan bagus, namun harga sawi hanya terjual Rp800 per ikat ke pengepul.
“Kalau normalnya harga sawi Rp3 ribu sampai Rp4 ribu per ikat,” ucapnya.
Bagi Sutrisno, anjloknya harga sayur sawi itu disebabkan pasokan sawi yang melimpah di pasaran, karena telah memasuki musim panen raya.
Namun, minat pembeli dipasaran berkurang, sehingga harga jual cenderung turun.
“Karena musim panen, jadi harga kadang naik turun tergantung cuaca,” ujarnya.
Senada, Petani Sawi Rahayu mengaku, saat ini harga sayur sawi mengalami penurunan yang cukup drastis.
Saking anjloknya, sayur sawi sampai dibiarkan begitu saja atau tidak di panen, mengingat harga operasional seperti pupuk dan pestisida yang harganya terus naik.
“Sekarang lakunya cuman Rp500 per ikatnya itu sudah diambil pengepul. Mudah-mudahan harganya normal kembali nanti,” harapnya.
Selain itu, Rahayu mengatakan, kurangnya minat pembeli atau konsumen di pasaran membuat harga sayur sawi menjadi anjlok.
“Kalau musim kemarau sayur sawi itu bagus-bagus tapi kalau di musim hujan di terjang banjir sawi tidak bisa cepat besar,” tandasnya.