REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Akibat dari pembangunan Embung Gunung Kupang di Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, ada sekitar 8 rumah warga setempat yang mengalami kerusakan.

Diantaranya, drainase yang tertutup hingga keretakan pada bangunan-bangunan rumah warga sekitar.
Hal tersebut dikeluhkan oleh salah satu warga di Perumahan Pesona Bumi Banjarbaru, Jalan Teluk Kapul, Kelurahan Cempaka Lastri.
Dia mengaku, akibat getaran yang berasal dari alat berat dan aktivitas lalu lalang truk selama pembangunan proyek embung tersebut membuat retakan bangunan rumah semakin bertambah.
“Sebenarnya dari awal memang sudah ada rerakan rambut, tetapi saat proyek pembangunan retakan itu semakin terbuka,” katanya, Jum’at (23/2/24).
Senada, warga yang rumahnya tepat berada disamping embung, Ida (35) menambahkan, sebelumnya keluhan dari warga-warga lain sudah pernah dibahas dengan pihak Kelurahan, dan RT.
Dengan hasil kesepakatan pihak kontraktor akan bertanggungjawab memperbaiki rumah yang terdampak paling lambat sampai tanggal 20 Februari.
“Sudah beberapa kali kami membicarakan keluhan warga terkait dampak pembangunan embung ini. Katanya setelah selesai rumah kami akan diperbaiki pihak kontraktor,” jelasnya.

Ida menerangkan, semua warga yang terdampak dari proyek pembangunan embung meminta pertanggungjawaban pihak kontraktor untuk memperbaiki rumah dan drainase agar tidak tersumbat.
“Intinya sampai saat ini masih janji, harapannya tetap direalisasikan sih,” ucapnya.
Ida mengingatkan, apabila sampai peresmian embung tidak ada tanggungjawab dari pihak kontraktor, Ia berniat akan langsung menyampaikan keluhanan tersebut ke Wali Kota Banjarbaru.
“Kalau sampai peresmian tidak direalisasikan, maka saat peresmian akan langsung disampaikannya ke pak Wali Kota Banjarbaru,” tegasnya.
Tak hanya itu, seorang warga Jalan Kupang RT 01 RW 02, Kelurahan Cempaka, Imah (36) pun mengaku, selama 5 tahun tinggam dikawasan tersebut belum pernah kebanjiran.
Namun, karena adanya penumpukan tanah dari proyek pembangunan embung yang terlalu tinggi membuat aliran air tersumbat pada hari Rabu (21/2/24) lalu.
“Karena jalur air tersumbat tumpukan tanah, maka air hujan masuk kerumah, baru kali ini saya kebanjiran,” ujarnya jengkel.
Sementara itu, saat dikonfirmasi kepada Pengawas Proyek dari kontraktor pelaksana, Tegar membenarkan, bahwa salah satu faktor retaknya rumah warga itu dikarenakan lalu lalang truk dan alat berat.
“Memang awalnya rumah warga mengalami retak rambut, saat proses pengerjaan embung ada penambahan keretakan,” akunya.
“Maklum saja bangunan perumahannya type 36 kadang materialnya kurang bagus. Intinya kami tetap bertanggungjawab dan akan mulai memperbaiki hari ini,” sambungnya.
Material untuk perbaikan pembangunan rumah warga yang terdampak dari proyek embung kata Tegar sudah disiapkan, tinggal membawa ke lokasi rumah warga terdampak.
“Setelah sholat Jum’at kami menuju lokasi, prioritas rumah ibu Fatma karena kerusakan cukup parah, baru nanti kerumah warga lain,” tandasnya.