REDAKSI8.COM, BANJARMASIN – Siapa yang tidak mengenal es dawet? Ya, hampir semua orang pasti kenal dengan minuman khas daerah Jawa satu ini.

Meski terkenal dengan minuman khas dari pulau Jawa, es dawet diolah dengan sentuhan khas masing-masing diberbagai daerah selain pulau Jawa.

Suri, merupakan salah satu penjual es dawet Blitar di depan Masjid Bersejarah Sultan Suriansyah, Kuin utara, Kota Banjarmasin.
Ia sudah merantau ke Kalimantan sejak tahun 1987. Akan tetapi, Ia baru mulai berjualan es dawet Blitar tiga tahun kebelakang.
Pria asal Blitar tersebut mengungkapkan, es dawet asal Blitar memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan es dawet dari daerah lain.
Menurutnya, perbedaan tersebut terletak dari adanya campuran gula jahe.
“ini gula jahe, ya ini ciri khas es dawet Blitar, ya ini rasanya jahe.” ungkapnya.
Selain itu, Pak Suri juga menggunakan cincau hijau yang Ia tanaman sendiri diwilayah Banjarbaru.
Sebagai penjual, dirinya kerap memastikan minuman yang Ia jual terdiri dari bahan-bahan yang segar setiap hari.
“Ada beberapa bahan yang terkadang masih bisa digunakan, ada juga yang tidak, seperti santan bakal dibuang” ujarnya.
Kesulitan yang Ia hadapi selama berjualan es dawet ketika musim hujan tiba dan saat bulan Ramadhan.
Saat musim hujan, pendapatan menurun. Sedangkan bulan Ramadhan para pembeli cenderung lebih memilih membeli es buah dibanding es dawet.
“Bulan Ramadhan ngga ada peminatnya, udah lari ke es buah.” tuturnya.
Namun, di luar dari dua musim tersebut es dawet Pak Suri cukup ramai pembeli khususnya pada hari Jumat. Dia buka setiap hari dari pukul 9 pagi hingga 4 sore.
“mudah-mudahan laris terus, bisa buay beli beras itu aja” tutupnya.
Satu dari banyaknya langganan es dawet Pak Suri, Siti mengungkapkan, es dawet Blitar memiliki rasa yang khas dibanding es dawet lainnya.
“Sudah langganan kurang lebih 2 bulan. es dawetnya enak ini enak.” tuturnya