REDAKSI8.COM – Memasuki tahun politik pemilu 2024, pemerintah ingin peserta Musabaqoh Tiwalatil Qur’an Nasional ke-29 di Kalimantan Selatan menjadi agen atau influancer pemersatu dan penyejuk hati umat dikemudian hari.

Serta para peserta diharapkan tidak termakan hate speach atau fitnah yang menjurus pada polarisasi agama menjelang pemilu 2024.

Harapan tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Republik Indonesia Kamaruddin Amin, pasca Pelantikan Dewan Pengawas, Hakim dan Panitera MTQ Nasional Di Ballroom Grand Dafam Q Hotel Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (12/10) siang.
Kamarudin mengatakan, ribuan qori-qoriah dan hafid-hafidzah kali ini memiliki wawasan keislaman dan kebangsaan yang kuat supaya tidak dapat dipengaruhI paham-paham maupun pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu.
Baginya MTQ sebagai salah satu media untuk menebarkan syiar islam yang menjdi agenda nasional tahunan oleh pemerintah.
“Diharapkan mampu memperkokoh rasa kebangsaan umat ditengah kondisi dan situasi sosial kemasyarakat yang rentan terfragmentasi jelang dan saat pemilu,” ujarnya kepada sejumlah wartawan.
Pemerintah katanya meyakini ribuan qori seantero daerah yang mengikuti MTQ dapat menjadi amplifire sekaligus influancer pemersatu bangsa dengan wawasan keislaman dan kebangsaan yang teguh.
“Para qori mampu membentengi dirinya dan umat dari hate speech atau fitnah atau adu domba yang dapat memecah belah persatuan bangsa,” harapnya.
Diketahui, ada sebanyak 168 orang yang menjadi Dewan Hakim, Pengawas dan Panitera diambil sumpah dihadapan Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas dan Gubernur Kalimantan Selata Sahbirin Noor.