REDAKSI8.COM – Musibah banjir yang terjadi di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan mengakibatkan puluhan ribu rumah warga terendam banjir. Tidak hanya rumah warga, tetapi juga merusak infrastruktur serta lahan pertanian warga.
Menanggapi perihal tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DTPH Kabupaten Banjar, Eddy Hasby, melalui Nurul Chatimah selaku Kepala Bidang (Kabid) TPH Kabupaten Banjar menjelaskan, sejumlah tanaman pangan dan hortikultura di 14 kecamatan di Kabupaten Banjar terendam banjir.
Nurul Chatimah menyebutkan, kondisi terparah terjadi di 10 kecamatan. Yakni Kecamatan Cintapuri Darussalam, Pengaron, Mataraman, Astambul, Martapura, Martapura Timur, Martapura Barat, Sungai Tabuk, Kertak Hanyar, dan Kecamatan Karang Intan.
“Sedangkan yang terdampak sedang terjadi di 4 kecamatan. Yakni Kecamatan Beruntung Baru, Aluh Aluh, Tatah Makmur, dan Kecamatan Gambut, berdasarkan laporan dari petugas Pengawasan Organisme Pengganggu Tanaman,” ujarnya, Senin (8/2/2021) kemarin.
Pada bencana banjir tahun ini, lanjut Nurul Chatimah, ada dua ketegori jenis tanaman TPH yang terdampak. Yakni persemaian dan tanaman.
“Untuk tanaman persemaian yang terdampak banjir terdata sekitar 178.622 Kg atau setara sekitar 4.500 Hektare. Yang puso (mati) sekitar 45.170 Hektar. Sedangkan untuk tanaman yang terdampak banjir terdata seluas 3.220 Hektar, dan yang puso sekitar 1.292 Hektar,” ucapnya.
Atas peristiwa tersebut, Nurul Chatimah menyebut taksiran kerugian tanaman pangan dan holtikultura seperti pohon jeruk, pisang, cabe, timun, dan lain sebagainya, selain tanaman padi, mencapai sekitar Rp23 Miliar.
“Taksasi yang kami lakukan ini dengan hitungan seminimal mungkin, atau hanya menghitung terkait sarana produksinya saja. Tidak termasuk biaya tenaga kerja dan lain sebagainya. Kerusakan yang ditimbulkan bencana banjir ini memang sangat besar,” tegasnya.
Untuk itulah, DTPH Kabupaten Banjar saat ini tengah melakukan upaya untuk membantu meringankan beban para petani. Salah satunya dengan mengupayakan anggaran kegiatan di 2021 ini. Baik yang beralokasi dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Banjar, maupun dari APBN yang diarahkan untuk mengantisipasi dampak bencana banjir.
“Berdasarkan arahan Pak Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Banjar, Mokhammad Hilman, kami harus membuat proposal usulan untuk disampaikan ke Kementerian Pertanian. Mudah-mudahan nantinya usulan kami mendapat titik terang untuk menanggulangi permasalahan yang dihadapi petani. Dengan begitu, kondisi petani yang saat ini terpuruk dapat segera bangkit seperti semula,” harapnya.
Atas musibah ini, Nurul Chatimah memprediksi akan terjadi pergeseran masa tanam yang semestinya dilakukan pada Februari 2021, kali ini kemungkinan baru dapat dilakukan penanaman pada April, Mei, atau Juni 2021 mendatang.
“Karena beberapa kecamatan masih ada yang terendam banjir, diantaranya Kecamatan Martapura Timur, Astambul, Sungai Tabuk. Namun, untuk daerah yang sudah surut, seperti Kecamatan Beruntung Baru, Aluh Aluh, Gambut, dan Tatah Makmur sudah dapat melakukan penanaman. Untuk itu, saat ini kami sangat berharap anggaran penanggulangan pasca banjir segera terealisasi,” pungkasnya.