Workshop ini dibuka langsung oleh Ketua IKA ULM, Muhammad Fauzi, dan dihadiri berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, perwakilan pemerintah, serta pelaku industri. Salah satu tamu undangan penting adalah Kepala Bidang Penelitian Pengembangan dan Inovasi (PPI) Bappedalitbang Kabupaten Banjar, Nuri Ansyari, yang hadir mewakili Kepala Bappedalitbang Banjar.
Dalam sambutannya, Muhammad Fauzi menekankan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi pemerintah bukan sekadar program bantuan, melainkan sebuah investasi jangka panjang dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.
“Program ini adalah langkah strategis untuk memastikan anak-anak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal. Namun, agar program ini lebih efektif, kita perlu riset yang mendalam, melibatkan para akademisi, guru, serta masyarakat dalam mengembangkan formula makanan bergizi berbasis potensi lokal,” ujarnya.
Fauzi juga menyoroti pentingnya konsep Input-Proses-Output (IPO) dalam inovasi pangan, sehingga makanan yang disediakan tidak hanya bernutrisi tinggi tetapi juga sesuai dengan kebutuhan spesifik anak-anak dan ibu hamil di setiap daerah.
Sementara itu, Nuri Ansyari menegaskan bahwa budaya riset harus menjadi kebiasaan dalam kebijakan daerah agar inovasi berbasis potensi lokal bisa diimplementasikan secara optimal.
“Workshop ini menjadi momentum penting dalam mendorong kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan pelaku industri. Dengan pendekatan berbasis riset, kita bisa menghasilkan produk inovatif yang tidak hanya mendukung program sosial seperti MBG, tetapi juga berdampak luas bagi kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Nuri juga menekankan bahwa penelitian yang aplikatif menjadi kunci dalam memanfaatkan bahan pangan lokal sebagai bagian dari solusi MBG.
“Hasil riset harus diterapkan dalam kebijakan daerah agar manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Dengan sinergi yang kuat, kita bisa memastikan keberlanjutan program ini sekaligus mendorong perekonomian berbasis inovasi,” tambahnya.
Workshop ini menghadirkan narasumber dari berbagai bidang, termasuk Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, Masrani; Akademisi Fakultas Pertanian ULM, Hesty Heryani; serta perwakilan dari Departemen Pengelolaan Hutan, Planologi Kehutanan, dan Tata Lingkungan HIPMI Kalimantan Selatan, Muhammad Mochtar Mandala.
Diskusi yang berlangsung mencakup berbagai topik, mulai dari strategi hilirisasi riset, pemanfaatan bahan pangan lokal, hingga penerapan inovasi dalam program sosial. Dengan adanya kolaborasi lintas sektor, diharapkan hasil riset dari akademisi dapat lebih cepat diimplementasikan dalam kebijakan daerah dan industri pangan.
Workshop ini menjadi langkah konkret dalam memperkuat budaya riset dan inovasi berbasis potensi lokal, guna mendukung keberlanjutan Program Makan Bergizi Gratis serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.