KOTABARU, REDAKSI8.COM – Lapas Kotabaru terus meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Warga Binaan Pemasyarakarannya lewat berbagai pelatihan keterampilan dalam program Pembinaan Kemandirian.
Menghasilkan macam-macam produk seperti meubeler, pernak-pernik cinderamata, anyaman, batako, amplang, papan nama, telur asin, hingga jenis tanaman hidroponik dan kain sasirangan ciri khas Bumi Borneo Kalimantan digalakan dalam lapas Kotabaru.
Secara kualitasnya tidak kalah bersaing dengan produk di pasaran. Bahkan beberapa produk WBP telah masukpasar dan beberapa swalayan di Kotabaru.
“Produk- produk WBP bahkan dipesan berbagai pihak di luar Kotabaru bahkan diluar kalimantan” ucap Yosef Yembise Kalapas Kotabaru, Kamis (6/4/2033).
Yosef mengatakan, pihaknya terus menggandeng beberapa stacholder untuk mendukung Lapas dalam upaya meningkatkan kualitas SDM Warga binaannya.
Yosef pun menantang masyarakat yang mau melihat proses pembuatan dan membeli produk WBP untuk datang langsung ke ‘Kampus Biru Sa’ jaan’ yaitu Lapas Kelas IIA Kotabaru.
Baginya Lapas Kotabaru tidaklah menyeramkan. Ada sekolah sosial bagi masyarakat khususnya WBP, pasalnya Lapas dapat mengedukasi semua pihak.
“Kabupaten Kotabaru akan maju apabila kualitas sumber daya manusianya mumpuni,” Kata Yosef.
Dedi, salah seorang WBP mengaku, selama di dalam Lapas Kotabaru telah banyak belajar keterampilan sampai-sampai sudah punya penghasilan sendiri.
“Kemarin aku melanggar, hari ini aku belajar, esok aku ikut membangun,” cetusnya kala di wawancara Redaksi8.com.
Atas hal tersebut, Ia sangat bersyukur karena semua jalan hidupnya sejauh ini telah banyak mengandung hikmah.
“Kalau saya masih di luar sana mungkin saya tidak dapat pelajaran yang istimewa seperti ini.” Ungkapnya.
Menurutnya Lapas bukan penjara yang seperti orang bayangkan, tapi Lapas adalah tempat pihaknya menimba ilmu.
“Di Lapas ini banyak sekali pelatihan dari menanam sayur, hidroponik, menanam bibit sawit, perbengkelan, sampai membuat batik kain Sasirangan,” paparnya.
“Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada Kalapas Yosef dan pegawai yang sudah susah payah membina kami sampai menghasilkan uang,” tandas Dedi.
Penulis :Dewi Susanti