REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Ancaman kabut asap dan aktivitas masyarakat yang berpotensi mengganggu keselamatan penerbangan kembali menjadi perhatian serius bagi pihak Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarmasin.

Sebab, keselamatan penerbangan sangat bergantung pada banyak faktor, termasuk kondisi lingkungan sekitar bandara.

General Manager (GM) PT Angkasa Pura Indonesia Bandara Internasional Syamsudin Noor, Khaerul Assidiqi mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan, bermain layang-layang dan menembakkan laser di sekitar bandara.
Sebab, hal itu berpotensi membahayakan keselamatan pesawat yang sedang take off maupun landing.
“Kalau kita bicara kabut asap misalnya, ada standar visibility atau jarak pandang minimum yang wajib dipenuhi agar pesawat bisa terbang dengan aman,” ujarnya, Kamis (31/7/25).
Menurutnya, jika jarak pandang akibat kabut asap tidak memenuhi standar keselamatan, maka maskapai wajib menyesuaikan jadwal penerbangan, termasuk kemungkinan penundaan atau pembatalan.
“Ini bukan soal kenyamanan semata, tetapi murni soal keselamatan. Karena setiap detik di bandara sangat dinamis dan patuh pada regulasi penerbangan internasional,” tegasnya.
Selain itu, Ia mengingatkan, bahwa ancaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga secara langsung mengganggu operasional bandara.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong adanya kerja sama lintas sektor antara Pengelola Bandara, Pemerintah, dan Instansi terkait seperti Dinas Kehutanan untuk melakukan langkah mitigasi.
“Biasanya akan dilakukan rekayasa cuaca atau operasi hujan buatan untuk mengurangi potensi kebakaran dan asap. Disitu kami dari bandara tentu akan ikut mendukung,” jelasnya.
Meski demikian, Khaerul bersyukur hingga saat ini operasional penerbangan masih berlangsung normal, dengan jarak pandang di atas 1.000 meter dan tidak ada gangguan yang signifikan.
“Alhamdulillah cuaca kadang masih ada hujan sesekali. Ini yang membuat kami berharap karhutla tidak sampai terjadi,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Ia pun meminta seluruh warga Kalimantan Selatan untuk turut menjaga wilayah udara bandara tetap aman dan bersih dari gangguan, terutama menjelang masuknya musim kemarau yang rawan kebakaran.
“kita tentu butuh support dari seluruh masyarakat di Kalimantan Selatan ini,” tandasnya.