REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Akhirnya Geopark Meratus yang berada dikawasan Kalimantan Selatan (Kalsel) diakui oleh United Nations Education Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menjadi UNESCO Global Geopark (UGGp).
Atas keberhasilan itu, Gubernur Kalsel, Muhidin menginginkan setiap Kabupaten/Kota memiliki ikon daerah yang menunjukan sisi Geopark Meratus.
“Alhamdulillah, kita bersyukur Geopark Meratus kita sudah diakui oleh UNESCO di Paris, Francis. Kedepannya tentu potensi pariwisata di tiap-tiap daerah harus terus ditingkatkan,” ujarnya, Rabu (23/4/25).
Muhidin juga menyampaikan, banyak daerah yang memiliki potensi mesti dimunculkan, seperti Batola dan Banjarmasin memiliki Bekantan yang masih hidup berdampingan dengan masyarakat, sehingga ikon daerah harus ditampilkan dalam potret Kabupaten/Kota tersebut.
Misal, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) memiliki kawasan yang indah seperti Loksado terdapat bambu rafting yang menjadi ikon wisata dari Geopark Meratus.
“Dan Kabupaten Banjar juga memiliki Pasar Terapung. Entah itu objek hewan atau kekayaan alam disana, kita pajang gambar itu didaerahnya sehingga tidak hanya slogan semata,” ungkapnya.
Tekait menjaga alam Meratus, Muhidin menekankan untuk tetap memperhatikan pelestariannya, sebab yang ditawarkan Geopark Meratus kepada dunia adalah keindahan yang ada.
Bahkan, dirinya mengajak seluruh stakeholder untuk meningkatkan keindahan yang dimiliki oleh Geopark Meratus dan bisa dinikmati oleh masyarakat sekitar dalam berwisata alam.
Sebagai informasi, keindahan yang dimiliki Geopark Meratus telah menyimpan kekayaan alam mulai dari tumbuhan, hewan, benatuan hingga kawasan wisata yang tergambar dalam lanskap kehidupan masyarakat Banjar di Banua.
Perjalanan panjang Geopark Meratus hingga diakui UNESCO tak lepas dari upaya semua pihak dan Badan Pengelola Geopark Meratus (BPGM) telah dokumen dossier yang berisi filosofi, logo, rute hingga upaya Pemprov Kalsel dalam melindungi Geopark Meratus.
Dimana Geopark Meratus 54 situs yang terbagi di empat rute, Barat, Utara, Timur, dan Selatan. Rute Barat mempunyai panjang rute sekitar 85 kilometer dan memiliki Pasar Terapung, Lok Baintan, Kabupaten Banjar.
Selain itu, juga Musium Wasaka, Kampung Tradisional Sasirangan, Galeri Terapung Sasirangan, Rumah Adat Tradisional Banjar, Pulau Kembang, Pembuatan Kapal Tradisional Sewangi, Pemandangan Tongkang Batubara, serta Konservasi Bekantan Curiak.
Kemudian, rute ini mempunyai panjang sekitar 188,15 kilometer dan memiliki 14 situs. Tema perjalanan pada rute Utara adalah ‘Mengikuti Suara Angin Menuju Keajaiban Dayak Meratus’, artinya ikutilah ke mana arah daun bergoyang tertiup angin.
Adapun situs di rute ini yaitu Batu Sekis Sei Kambang, Matang Kaladan Panoramic, Bendungan Riam Kanan, Jejak Longsoran Bukit Tiwingan, Perikanan Danau Riam Kanan, Rumah Panggung Tebing Danau, Pulau Ulin.
Lalu ada Gunung Api Purba Bawah Laut, Pulau Bekantan, Pulau Pinus, Situs Arkeologi Pulau Sirang, Pohon Saksi Bisu Ba’ah, Desa Belangian, Hutan Hujan Tropis Kahung, Makam Keramat Tenggelam, Pemukiman yang Ditenggelamkan, serta Batupasir Pembawa Intan.
Sedangkan rute Selatan mempunyai panjang sekitar 67,44 km dan 14 situs. Tema perjalanan pada rute ini adalah ‘Sebuah Kilau Perjalanan Dari Hutan Hujan Tropis Menuju Intan’, artinya Hutan tropis memberi nyawa pada Meratus.
Situs pada rute ini adalah Taman Hutan Hujan Tropika, Pembuatan Tradisional Purun, Kampung Jamu dan Obat Tradisional, Museum Lambung Mangkurat, Pusat Informasi Geopark, Taman Konservasi Anggrek, 16 Habituasi Satwa Endemik.

