REDAKSI8.COM – Rumah kuno yang bergaya Indis kediaman arsitek belanda perancang kota Idaman Banjarbaru, Van Der pijl dirobohkan.
Rumah yang memiliki nilai sejarah yang terletak di Jalan Ahmad Yani Km 35, Loktabat, tampak hancur dan hanya tertinggal puing-puing beton.
Mengetahui bahwa rumah bersejarah tersebut dirobohkan, anggota dewan DPRD Komisi III Emi Lasari pun angkat bicara. Emi lebih bersepakat jika bangunan tersebut dipertahankan.
“Jika memang sudah terlanjur pindah ketangan orang, maka pemerintah kota masih bisa komunikasikan dengan pihak pembeli, investor atau pihak swasta untuk meminta mempertahankan bangunan aslinya,” ucap Emi Lasari saat di wawancara warta di gedung DPRD, Kamis (22/9)
Rumah Van Der Pijl bagi Emi memiliki nilai-nilai tinggi dan penuh dengan sejarah di Kota Banjarbaru. Ia berharap rumah tersebut tetap dipertahankan bangunan bentuk aslinya lantaran bangunan itu adalah bagian dari sejarah pembanngunan Kota Banjarbaru.
“Nilai-nilai edukasi, pengetahuan dan yang terpenting adalah sebagai bentuk penghargaan kita pada jasa-jasa Van Der Pijl,” harap Emi Lasari
Diketahui, adanya sengketa ahli waris hingga ke pengadilan, pihak pemerintah kota pun tidak mengetahui bahwa rumah Van Der Pijl itu sudah dijual.
Wakil Walikota Banjarbaru mengatakan, bahwa pemerintah kota (Pemko) pun juga ingin melestarikan bangunan-bangunan bersejarah atau yang menjadi nilai sejarah.
Akan tetapi pemko juga tidak bisa menghalangi penjualan yang dilakukan oleh ahli waris tersebut, karena aset tersebut tidak tercatat didalam aset pemerintah kota.
“Pemerintah kota tidak bisa menghalangi penjualan dengan orang yang memiliki hak ahli waris, dan itu saya garis bawahi bahwa itu tidak tercatat didalam aset pemerintah kota,” jelas Wartono.
Sekedar informasi, Van Der Pijl adalah seorang arsitek kelahiran Kota Brakel, Provinsi Gelderland, Belanda, yang lahir pada tanggal 23 Januari 1901, nama aslinya adalah Dirk Andries Wil-lem Van der Pijl.
Pada tahun 1951, Gubernur Kalimantan, dr. Murjani memiliki usulan untuk merancang Gunung Apam atau sekarang Banjarbaru menjadi Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan.
Pada tahun 1953, dr. Murjani merealisasikan keinginannya untuk merancang Ibukota Kalimantan di Banjarbaru, dibantu seorang arsitek Belanda yaitu Van der Pijl.
Van der Pijl mulai merancang pembangunan perkantoran dan permukiman di wilayah Gunung Apam. Wilayah ini pun akhirnya disebut dr. Murjani dengan nama sementara Banjarbaru, yang merupakan istilah untuk kota baru di wilayah Banjar.
Adapun peninggalan Van Der Pijl yang masih ada sampai saat ini, karya bangunan konsep perkotaan banjarbaru itu sendiri, gambaran peta wilayah banjarbaru adalah tulisan asli Van Der Pijl, handycam, dan masih banyak lagi yang lainnya.