REDAKSI8.COM, Amuntai – Seorang nenek berusia 80 tahun warga di Desa Pulau Damar RT 04 Kecamatan Banjang Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) bersama dengan anaknya yang berusia sekitar 50 tahun hidup di rumah yang dinilai tidak layak huni.
Nenek tersebut bernama Masrumi. Beliau menempati rumah tersebut sudah puluhan tahun dan sudah beberapa tahun dengan dinding sebelah kanan tidak ada lagi, dan atapnya pun hanya separuh serta kayu rumah yang sudah rapuh.
Keadaan yang dijalani oleh nenek Masrumi bersama dengan anaknya membuat Komunitas Amuntai Peduli Sesama (APS) Hulu Sungai Utara (HSU) dengan cepat merespon dan mereka langsung bergerak untuk melihat secara langsung kondisi rumah nenek Masrumi, Senin (26/3/2024) kemarin.
Untuk Akses Jalan dari Kecamatan Banjang menuju desa Pulau Damar lumayan ekstrem, karena ada sekitar 1 km jalan yang sempit dan berlombang dan jalannya hanya tanah dan becek saat terjadi hujan sehingga hampir tidak bisa dilewati menggunakan mobil. Jarak tempuh dari Kota Amuntai sekitar 1 jam perjalanan.
Sesampai di Desa Pulau Damar Kecamatan Banjang, Komunitas APS HSU Bersama dengan Kepala desa dan aparat desa menuju ke rumah nenek Masrumi untuk bersilaturahmi dan melihat keadaan rumah nenek Masrumi yang sangat memprihatinkan. Selain bersilaturahmi Tim Aps juga membawakan bantuan sembako serta bahan-bahan makanan.
Ketua APS HSU Buya Yusuf mengatakan bahwa setelah melihat keadaan rumah nenek Masrumi yang sangat tidak layak huni, maka team APS bersama para donatur memutuskan akan membedah rumah tersebut dan harus secepatnya diperbaiki.
“Insya Allah setelah kita melihat kondisi rumah tersebut, kita berharap hari Kamis ini rumah nenek tersebut akan kita bedah supaya layak ditempati karena saat ini sering hujan,” ucap Buya Yusuf.
Ia menjelaskan bahwa walau nenek Masrumi sudah berusia lanjut, tetapi beliau diajak bicara masih merespon bagus walaupun pendengaran beliau sudah berkurang, beliau pun diajak bicara nyambung dan senang bangat ada yg bersilaturahmi
“Beliau ada memiliki anak laki laki, tetapi keadaan anak beliau tergolong tidak mampu juga, dan sudah tua juga. Untuk makan sehari hari nenek Masrumi terkadang mendapatkan dari pemberian warga sekitar mereka,” pungkasnya.
Buya Yusuf juga menceritakan bahwa dari sepanjang jalan yang kita lihat, di desa tersebut tidak hanya rumah nenek Masrumi ini saja yang tidak layak huni bahkan ada lagi beberapa rumah warga yang keadaan juga memprihatin nya, sampai ada dinding terpal dan rapuh juga.
“Tapi paling parah dan urgent adalah rumah nenek Masrumi pertama keadaan rumah yang tersisa hanya 20% dengan lantai, dinding dan atap rapuh, dan bahkan tanpa dinding lagi sebelah kanan, bahkan pintu hanya kain bekas untuk penutup,” sebutnya.
Ia meneruskan, bahan kelambu (tirai tempat tidur) buat melindungi beliau di saat tidur, itu pun sdh tidak layak lagi, termasuk kasur dan bantal yang sudah kumal bahkan berubah warna hitam dan bau.
“Di sela kita mau pulang, nenek Masrumi berpesan kepada kita, apabila kalian mau kesini mohon belikan nenek mukena, karena punya nenek sudah hilang, serta beliau juga minta belikan buku surah-surah Al Qur’an,” ucapnya dengan sedikit berlinang air mata dan serentak tim dan kawan-kawan pun menangis haru
Ia menambahkan bahwa ada yang menarik, anehnya, di saat hujan nenek tidak pernah kehujanan padahal atap bocor dan setiap orang yang datang disuruh baca syahadat dan didoakan beliau untuk kebaikan.