REDAKSI8.COM, SAMARINDA – Aktivitas tambang ilegal kembali mengancam keberlangsungan hutan pendidikan. Kali ini, Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Universitas Mulawarman (Unmul), yang selama ini menjadi laboratorium alam bagi mahasiswa kehutanan, diserobot oleh pelaku tambang tanpa izin.
Pada Sabtu (5/4/2025), pengerukan lahan terdeteksi di dalam kawasan KHDTK. Sehari berselang, sidak mendadak oleh mahasiswa Fakultas Kehutanan Unmul menemukan lima unit ekskavator aktif beroperasi di lokasi. Fakta mengejutkan ini menegaskan bahwa perambahan telah menembus jantung kawasan hutan yang semestinya dilindungi.
“Sudah jelas, ini wilayah KHDTK. Dan mereka dengan seenaknya mengeruk 3,2 hektare lahan yang secara hukum milik negara dan digunakan untuk pendidikan,” ungkap Christian Marcellino Amanda, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan BEM KM Unmul, Senin (7/4/2025).
Menurut Christian, gesekan antara mahasiswa dan perusahaan tambang bukan hal baru. Pada Agustus 2024 lalu, pihak BEM sudah memperingatkan agar aktivitas tambang tidak menyentuh area hutan pendidikan. Namun peringatan itu diabaikan.
“Bahkan saat belum masuk ke dalam kawasan pun, kami sudah merasakan dampaknya. Longsor, hilangnya vegetasi penyangga, dan ancaman terhadap keanekaragaman hayati lokal,” tegasnya.
Ironisnya, laporan dari Fakultas Kehutanan ke Gakkum KLHK sempat tak digubris. Baru dalam 24 jam terakhir, ada respons dari pihak terkait yang turun langsung ke lokasi untuk melakukan verifikasi lapangan.
KHDTK Unmul adalah satu-satunya kawasan hutan pendidikan di Samarinda yang menjadi tempat riset dan praktik lapangan mahasiswa. Jika kawasan ini rusak, maka hilang pula salah satu aset intelektual dan ekologis penting Kalimantan Timur.
“Kami harap ini tak berhenti pada survei. Kalau tidak ada tindakan tegas, jangan salahkan jika kami turun dengan cara yang lebih keras. Karena ini bukan hanya soal hutan, tapi soal masa depan pendidikan dan lingkungan,” tandas Christian.
