REDAKSI8.COM, SAMARINDA – Aktivitas tambang ilegal kembali menjadi sorotan panas di Kalimantan Timur. Kali ini, sasarannya lebih berani: kawasan Hutan Pendidikan Universitas Mulawarman (Unmul) yang selama ini menjadi laboratorium alam bagi mahasiswa, terutama dari Fakultas Kehutanan.
Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Unmul mengecam keras perusakan lingkungan tersebut dan menuntut Polresta Samarinda segera bertindak tegas, menangkap dan memeriksa pelaku pertambangan liar yang semakin merajalela.
Presiden BEM KM Unmul, M. Ilham Maulana, menyebut praktik tambang ilegal ini sebagai ancaman serius terhadap kelestarian lingkungan dan masa depan pendidikan.
“Hutan pendidikan bukan ruang eksploitasi. Ini ruang belajar dan riset. Jika rusak, masa depan generasi ilmuwan kita ikut dikorbankan,” tegas Maulana.
Maulana menuding para pelaku tambang sebagai bagian dari kerakusan yang tak lagi mengenal batas.
“Cukup sudah Kalimantan dipenuhi lubang-lubang tambang. Sekarang mereka mulai menyasar ruang pendidikan kami. Ini bukan sekadar tambang ini penguasaan oleh oligarki yang haus emas hitam,” kecamnya.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan BEM KM Unmul, Christian Marcellino, menambahkan bahwa kerusakan sudah terlihat nyata. Sejak Agustus 2024, aktivitas tambang ilegal itu telah menyebabkan longsor dan degradasi lingkungan yang mengkhawatirkan.
“Sudah ditegur, tapi mereka justru makin brutal. Dua hari terakhir aktivitas masih berlangsung, dan pelakunya sama,” ungkapnya.
Christian juga menyoroti lambannya respon aparat penegak hukum, termasuk GAKKUM KLHK, terhadap laporan yang telah dilayangkan.
“Fakultas Kehutanan sudah melapor. Tapi tidak ada tindak lanjut. Besok, kami akan kirim surat resmi ke instansi terkait. Kami tidak akan diam,” pungkasnya.
