REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan resmi menyerahkan lahan mangrove seluas lebih dari 600 hektare di Kabupaten Kotabaru kepada Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

Menyambut amanah tersebut, ULM berkomitmen mengembangkan kawasan mangrove melalui kerja sama erat dengan masyarakat setempat.
Rektor ULM, Prof. Dr. Ahmad Alim Bachri, menegaskan, pengelolaan lahan mangrove tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga melibatkan masyarakat secara langsung melalui program-program edukatif dan pemberdayaan.

Beberapa desa yang masuk dalam lingkup kerja sama tersebut meliputi Desa Kemuning, Desa Tanjung Pelayar, Desa Tanjung Sungkai, Desa Tanjung Tengah, Desa Teluk Tamiang, dan Desa Kampung Baru.
“Sebagai contoh, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan ULM telah mengembangkan sistem budidaya ikan bandeng bersama masyarakat di kawasan mangrove. Hasilnya bahkan sudah dipanen melalui panen raya,” ujar Ahmad.
Selain budidaya perikanan, ULM mendorong pemanfaatan mangrove sebagai destinasi ekowisata.
Langkah itu diharapkan dapat menarik kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, sehingga kawasan tersebut mampu memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat sekitar.
“Sekarang masyarakat tidak lagi menjadikan mangrove sebagai bahan bakar untuk kebutuhan dapur rumah tangga. Sebaliknya, kawasan ini dipelihara dan dijadikan sumber pendapatan,” jelasnya.
Ahmad menambahkan, selain budidaya ikan bandeng, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan juga telah mengembangkan usaha budidaya kepiting cangkang lunak di lahan mangrove.
Upaya tersebut menjadi bagian dari strategi besar ULM untuk mengintegrasikan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat sekaligus menjaga kelestarian ekosistem mangrove.
Diketahui, ULM menjadi satu-satunya universitas di dunia yang memiliki dan mengelola lahan mangrove, sejalan dengan target ULM untuk menjadi Pusat Unggulan Lahan Basah di wilayah Asia Pasifik pada akhir 2027.