REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Sejak sepekan terakhir wilayah Pengayuan, Kelurahan Landasan Ulin Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru sebagian besar terendam banjir.
Diketahui, wilayah tersebut ada tiga Rukun Tetangga (RT) yang masih tergenang banjir yakni RT. 01, RT. 02 dan RT. 03, dengan jumlah 254 Kepala Keluarga (KK) terdampak.
Ketua RT. 02, RW. 01, Kelurahan Landasan Ulin Selatan, Hendra mengatakan, banyak rumah warga yang terendam banjir. Bahkan sudah ada yang memutuskan untuk mengungsi.
“Tinggi air banjir nya bervariasi disetiap RT, kalau untuk di RT. 2 sendiri sudah mencapai lutut orang dewasa,” ungkapnya, Rabu (22/1/25).
Hendra membeberkan, banjir yang terjadi di wilayahnya ini sudah berlangsung selama satu minggu, namun ada juga yang sampai satu bulan lebih.
Akibatnya, di RT 2 ada 8 Kartu Keluarga (KK) yang terdampak banjir memutuskan mengungsi.
“Airnya naik bertahap, jadi ada yang naiknya dua jari, tiga jari dalam satu malam. Kita juga sudah menyiapkan tenda pengungsian, kalau di RT 1 ada 1 rumah warga yang agak tinggi jadi itu yang dipinjam,” tuturnya.
Disamping itu, Pemerintah Kota (Pemko) telah memberi bantuan berupa sembako untuk di campur umum, dan obat-obatan dari Dinas Kesehatan.
“Dapur umum ini warga sendiri yang mengelola, yang masak mereka juga, dan ada juga bantuan kesehatan,” ucapinya.
Sementara itu, salah satu warga yang terdampak banjir, Sartinah (54) mengaku lebih memilih mengungsi semenjak 2 hari yang lalu terdampak banjir.
“Mendadak banyunya datang begasutan (mendadak airnya naik<-red), kada sawat bebassimpun(tidak sempat beres-beres<-red), habis tilam-tilam terandam kada sawat menyumpuni (semua tempat tidur basah tidak sempat diamankan<-red), lemari tinggalam, tv kulkas rusak jua karena banyunya sampai lintuhut tingginya,” ujarnya.
Sartinah mengatakan, di rumahnya yang terkena banjir itu sudah tidak ada barang apapun lagi yang bisa diselamatkan.
Alhasil, Ia bersama enam orang anggota keluarganya sepakat memilih untuk mengungsi ke tenda pengungsian yang didirikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
“Kada kawa beapa apa lagi(tidak bisa melakukan apa-apa lagi<-red), bekuriak kayapa bekuriak(teriak-teriak gimana<-red), sebeleh menyabalah tinggalam jua sama-sama(samping rumah semuanya juga tenggelam<-red). Tapi di tenda pengungsian dapat makan 3 kali sehari pang,” pungkasnya.