REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Menghadapi musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru sudah menetapkan status siaga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Banjarbaru sejak bulan Mei 2025 lalu.

Oleh karena itu, BPBD Banjarbaru mulai menyiapkan langkah-langkah proaktif untuk menghadapi potensi kebakaran, serta memfokuskan upaya pencegahan risiko, terutama di wilayah rawan karhutla.

Terhitung per Senin (21/7/25) sudah tercatat sebanyak 21 kali kejadian karhutla di Kota Banjarbaru.
“Akan tetapi di Banjarbaru masih terjadi kemarau basah. Data dari Pusdalops yang kami data setiap hari sudah 23,2 hektare lahan yang terbakar,” ucap Kepala Pelaksana BPBD Banjarbaru, Zaini Syahranie beberapa waktu lalu.
Dari total 23,2 hektare lahan yang terbakar tersebut, BPBD Banjarbaru sudah memadamkan lahan seluas 8,03 hektare.
Sehingga, Zaini menjamin situasi karhutla di Kota Banjarbaru masih dalam keadaan aman dan dapat dikendalikan.
“Kami sudah mendirikan posko induk bersama TNI-Polri, setiap hari kami melakukan patroli baik di titik-titik rawan bencana,” ujarnya.
Adapun kejadian karhutla terbanyak terjadi di Kecamatan Landasan Ulin yakni sebanyak 17 kali kejadian, ditambah Bandara Internasional Syamsudin Noor berada di kecamatan ini, sehingga menjadi atensi serius Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru.
Disisi lain, menurutnya penyebab karhutla diduga adanya kesengajaan dari masyarakat untuk membuka lahan ataupun membuang puntung rokok sembarangan.
“Untuk membuka lahan baik perkebunan maupun lahan pertanian, kita selalu edukasi masyarakat agar jangan membuka lahan dengan cara membakar,” jelasnya.
Demikian Ia mengimbau, kepala semua lapisan masyarakat Banjarbaru agar tidak membuka lahan dengan cara membakar selama musim kemarau.
“Membuang puntung rokok juga jangan sembarangan. Kita sama-sama antisipasi agar Banjarbaru tidak terjadi karhutla,” tandasnya.