REDAKSI8.COM – Akibat Pandemi covid-19, para petani hortikultura sempat menjerit lantaran harga jual hasil tanaman perkebunannya kepada pengepul turun drastis. Sebut saja para petani melon di Kelurahan Cempakabaru, Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru.

Uais Alqarni, petani hortikultura setempat mengaku, sempat mengalami kerugian karena buah melon hasil perkebunan miliknya itu dihargai cukup murah. Katanya, selama beberapa bulan di musim pandemi lagi marak-maraknya, harga melon sempat diangka Rp. 2.500 per kilogram.
Akan tetapi memasuki bulan Desember ini, harga melon sudah naik kembali. Dihargai 6 ribu rupiah perkilogramnya.
“Satu biji melon paling besar mampu mencapai berat 3 kilogram,” bebernya, Sabtu (12/12).
“Tapi sekarang kami masih menunggu panen yang waktunya masih cukup lama.” Sambungnya.

Tanaman melon dapat dipanen jika sudah berumur 75 hari, menggunkan bantuan pestisida dan pupuk bantuan pemerintah Kota Banjarbaru.
“Apalagi musim hujan ini, secepatnya kami lakukan penyemprotan pasca turun hujan. Karena tanaman akan sangat rentan terkena jamur pada daun melon,” terang Uais Alqarni.
Uais menambahkan, tanaman melon miliknya ditanam dilahan seluas 250 meter persegi. Di dalam lahan seluas itu pula ditanami jenis tanaman horti lainnya seperti, Daun Bawang, Tomat dan Cabe.
“Semoga cepat panen dan tidak terjadi kegagalan, serta harganya terus naik agar kami petani di sini tambah makmur dan sejahtera,” harapnya.

Dilanjutkan oleh Sekretaris Kelompok Tani Bunga Cempaka, Muhammad Tajri, akibat hujan yang terjadi dalam 3 pekan terakhir ini, tanaman hortikultura yang kerap terdampak terjadi pada tanaman buah tomat.
Ia menjelaskan, tanaman tomat miliknya seharusnya masih bisa dipanen hingga akhir tahun ini. Sayangnya ucapnya, akibat terendam air terus menerus tanamannya itu layu dan banyak yang mati.
“Kalau dihitung-hitung jika tidak layu saya masih bisa panen buah tomat sampai 20 kali lebih. Panennya setiap 2 hari sekali.” Tuturnya.