REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Di lansir dari website Detikfinance, pengguna LPG 3 Kilogram (KG) atau gas subsidi terus mengalami kenaikan.
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat ada peningkatan 4-5 persen konsumen LPG 3 kg yang masuk sebagai produk Public Service Obligation (PSO).
Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementrian ESDM Tutuka Ariadji menyebutkan, konsumen LPG non PSO turun 10 persen pada tahun lalu.
“PSO kebutuhannya selalu naik 4-5 persen. Di lain pihak yang non PSO turun 10 persen tahun kemarin. Ini jadi perhatian kami, apa yang terjadi dilapangan, non PSO turun apakah terjadi switch ke PSO,” katanya dalam konferensi pers virtual, Kamis (3/8/23).
Menurutnya, saat ini pemerintah terus menekankan konsumen mana yang berhak mendapatkan LPG 3 kg lewat sosialisasi program transformasi pendistribusian LPG 3 kg tepat sasaran.
Kini masyarakat memang harus mendaftar dan membawa KTP untuk membeli LPG 3 kg agar lebih transparan.
Kemudian, PT Pertamina Patra Niaga mencatat ada 6,7 juta konsumen pengguna LPG 3 kg yang sudah mendaftarkan KTP dan berhak membeli LPG 3 kg per 31 Juli.
“Per 31 Juli 2023, data yang masuk 6,7 juta konsumen. Jadi sebagai perbandingan, transaksi hariannya 8,8 juta per hari. Per 31 Juli kami berhasil mendata 6,7 juta konsumen pengguna LPG, tercatat di seluruh pangkalan,” terang Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan.
Proses pencatatan saat ini masih dilakukan di pangkalan LPG resmi, Pertamina juga mencatatkan transaksi tertinggi terjadi pada 31 Juli 2023, dengan jumlah transaksi mencapai 1,2 juta tabung.
Sementara itu, pemilik pangkalan di Jalan RO. Ulin, Kota Banjarbaru, Jamil mengatakan, saat ini pasokan LPG 3 kg masih terkendali dan memenuhi kebutuhan para pelanggan.
“Alhamdulillah aman saja, semua kebutuhan terpenuhi, kuota perbulan sekarang saya 1.180, setiap kedatangan itu ada 300, 250 dan 100 per minggunya,” katanya.
Memang sekarang ini ada pengurangan kuota LPG 3 kg di pangkalan. Sebabnya, ada agen baru sehingga pembagian LPG 3 kg berkurang.
Meskipun ada pengurangan LPG 3 kg sebanyak 20 biji, tapi tidak terlalu berpengaruh terhadap ketersediaan LPG di pangkalan.
“Di bulan ini saya ada pengurangan 20 biji dalam satu bulan, tapi masih aman saja,” ujarnya.
Pembelian LPG 3 kg sekarang kata Jamil sudah lebih mudah, jika masyarakat menggunakan Kartu Kendali dari program pemerintah.
Sehingga masyarakat tidak perlu lagi mengantri membeli LPG 3 kg.
“Harganya Rp. 18.500 menggunakan kartu, yang sudah terdaftar sekitar 200 orang, jadi 1 minggu jatahnya ada yang 1 dan 2, kalo 2 biasanya untuk UMKM,” terangnya.
Diwaktu yang berbeda, seorang karyawan pangkalan LPG di Jalan Karang Anyar, Kota Banjarbaru, Winda menyampaikan, semenjak pemerintah mengeluarkan Kartu Kendali, penjualan LPG 3 kg dapat terkendali.
Karena hanya pelanggan yang memiliki Kartu Kendali yang dapat membeli LPG 3 kg tersebut. Masyarakat bisa membuat Kartu Kendali di Kantor Kelurahan masing-masing.
Saat ini pelanggan yang terdaftar di Kartu Kendali sebanyak 200 orang.
“Penjualan LPG saat ini alhamdulillah lancar seperti biasa, karena sejak ada data pelanggan, sebelumnya dari pemerintah dibuatkan Kartu Kendali, jadi pelanggan disini tetap, tidak berubah-ubah,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, walaupun kuota LPG yang awalnya 200 berkurang menjadi 170 tabung saja, tetapi masih mencukupi kebutuhan pelanggannya.
“Stok datang setiap minggu datang 170, ada yang dapat 1 dan 2, kalo untuk UMKM biasanya dapat 2, kalau rumah tangga 1,” pungkasnya.