REDAKSI8.COM, KALTIM – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur Salehuddin, menegaskan, perubahan kurikulum pendidikan yang terlalu sering tidak seharusnya terjadi hanya karena pergantian menteri atau presiden.
Menurutnya, kurikulum yang ada sekarang, Kurikulum (Merdeka<-red) masih dalam tahap adaptasi di banyak sekolah di Indonesia, dan harus ada evaluasi yang menyeluruh sebelum memutuskan untuk melakukan perubahan besar.
“Saya pikir tidak seharusnya setiap ganti menteri langsung diikuti pergantian kurikulum. Jika ada yang perlu diperbaiki, saya setuju, tapi mengganti kurikulum secara total sebaiknya jangan dulu,” ujar Salehuddin saat dihubungi melalui telepon, Rabu (6/11/2024).
Salehuddin menyatakan bahwa saat ini, tenaga pendidik, kepala sekolah, dan bahkan siswa masih beradaptasi dengan tuntutan yang dibawa oleh Kurikulum Merdeka. Proses adaptasi ini, menurutnya, membutuhkan waktu dan tidak bisa dipercepat begitu saja.
“Evaluasi itu penting, tetapi mengganti kurikulum di tengah proses adaptasi akan membuat sistem pendidikan kita semakin tidak stabil,” tegasnya.
Menurut Salehuddin, salah satu tantangan terbesar dalam implementasi kurikulum ini adalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM), terutama tenaga pengajar. Guru dan tenaga pendidik harus siap sebelum diminta untuk menyesuaikan dengan kompetensi yang dituntut oleh Kurikulum Merdeka.
“Perubahan kurikulum yang terlalu sering justru bisa merugikan perkembangan pendidikan kita,” tambahnya.