REDAKSI8.COM – Tim Evaluasi Program Terpadu Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) Provinsi Kalimantan Selatan, meninjau lokasi Kampung Iwak sekaligus Kampung P2WKSS di Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara, Selasa (19/11/19).
Ketua Tim Evaluasi Program Terpadu Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS), Husnul Hatimah beserta rombongan disambut hangat Wakil Ketua I TP PKK Kota Banjarbaru Hj Eny Apriyati Darmawan Jaya didampingi Kepala Dinas Dalduk KB PMP dan PA Kota Banjarbaru Puspa Kencana, dan Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarbaru Siti Hamdah, serta Lurah Mentaos Ahmad Rifa’i.
Di Kampung Iwak ini, Tim Evaluasi P2WKSS meninjau rumah sehat pembuat tempe dan Rumah Toga, dilanjutkan dengan panen ikan nila.
Dalam kegiatan ini juga hadir Wali Kota Banjarbaru H Nadjmi Adhani yang sudah menunggu di lokasi terpisah, tepatnya di lokasi pusat acara di seberang Kantor Kelurahan Mentaos.
Wali Kota Banjarbaru H Nadjmi Adhani menyampaikan, terpilihnya Kelurahan Mentaos mewakili Kota Banjarbaru dalam lomba P2WKSS tingkat provinsi, lantaran Kelurahan Mentaos memiliki beberapa program yang menonjol dan inovasi, salah satunya adalah Kampung Iwak.
“Di sana (Kampung Iwak) wanita terlibat juga dalam upaya penanganan dan pengembangan Kampung Iwak sampai ke koperasinya, bahkan sampai ke pengolahan hasilnya,” ujar Nadjmi Adhani.
Nadjmi Adhani menambahkan, Kelurahan Mentaos dihuni oleh sekitar 10 ribuan warga. Dari jumlah tersebut, sekitar 4.700 warganya adalah kaum perempuan.
Ia berharap dengan kontribusi dan keterlibatan perempuan ini, kesejahteraan keluarga dan masyarakat sekitar dapat semakin meningkat.
“Kita targetnya Kelurahan Mentaos menjadi pemenang, insyaallah tahun ini adalah tahun pemenang,” tegas Nadjmi Adhani.
Ketua Tim Evaluasi P2WKSS Husnul Hatimah mengungkapkan, evaluasi ini dilakukan untuk melihat sudah seberapa jauh pelaksanaan dan implementasi dari hasil pembinaan P2WKSS yang disarankan oleh timnya.
“Kami menyasar terhadap desa atau kelurahan yang tertinggal dengan penggeraknya adalah kaum perempuan,” ucap Husnul Hatimah.
Menurut Husnul setelah meninjau Kampung Iwak, sudah banyak hal yang bersinergi di kampung ini, seperti ampas hasil pembuatan tempe yang kemudian diolah lagi menjadi pakan ikan.
“Koperasinya juga dikembangkan, artinya di situ (Kampung Iwak) semua pelaku usahanya itu sudah masuk dalam lembaga atau sudah ada wadahnya untuk mereka berusaha,” pungkas Husnul.