REDAKSI8.COM – Beberapa bulan terakhir ini curah hujan khususnya di Kalimantan Selatan terbilang cukup tinggi.
Menurut para ahli, hal itu disebabkan fenomena alam yang dikenal dengan istilah La Nina dan Dipole mode negatif.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalsel Yosef Luki Dwi Prasetya mengatakan, update terakhir dari dinamika atmosfer yang dikeluarkan oleh BMKG sekarang menuju ke netral.
“Memang sedang terjadi La Nina, cuman La Ninanya dalam kategori sudah lemah atau normal di bulan Februari,” ucapnya.
Yosef melanjutkan, dari kabar yang biasa beredar di masyarakat, setelah La Nina biasanya diikuti dengan El Nino (fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal<-red).
Akan tetapi katanya, dari data terakhir cuaca sekarang masih dalam kondisi netral, yang artinya belum ada indikasi menuju El Nino.
“Jadi dari update terakhir, nanti sampai bulan Maret itu kondisinya netral atau normal, maka berdampak pada kondisi curah hujan yang normal,” jelasnya.
Berdasarkan 3 tahun terakhir dari tahun 2020 -2022, curah hujan meningkat di wilayah Kalsel, namun di awal tahun 2023 ini kondisinya masih netral.
Sehingga ada indikasi curah hujan berkurang tapi masih dalam kondisi yang wajar.
“Musim kemarau normalnya di Mei, ada yang Juli sampai Oktober, nah sekarang kita lagi prakiraan musim, teman saya ke Jakarta, untuk menentukan prakiraan musim kemarau,” bebernya.
Sementara itu, seorang masyarakat Banjarbaru Niko mengatakan, memang curah hujan saat ini sudah relatif normal, dan semoga saja akan terus normal kedepannya.
“Syukur ya ini cuacanya sudah mulai normal, di Tapin juga sudah mulai normal, karena saya lama tinggal disana,” tandasnya.
(Red8-Irma)