REDAKSI8.COM – Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Piranha Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) ULM melakukan perjanjian kerjasama kegiatan konservasi dan kepecintaalaman dalam bentuk penandatangan MoU bersama Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) Kebun Raya Banua Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), di Gedung Aromatik Kebun Raya Banua, Rabu (23/2).
Dari 5 Kebun Raya yang dikelola pemerintah pusat, 35 oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota sampai tingkat Provinsi, dan 2 dikelola perguruan tinggi di Institut Teknologi Sumatra (Itera) dan Universitas Halouleo Sulawesi Tenggara, nota kesepahaman kerjasama ini merupakan kali pertama dilaksanakan di tanah air Indonesia, antara Mahasiswa Pecinta Alam dengan pihak pemerintah provinsi setempat.

Kepala BLUD Kebun Raya Banua Balitbangda Kalsel, Agung Sriyono mengatakan, penandatangan MoU tersebut merupakan bentuk komitmen antara Kebun Raya Banua Balitbangda Kalsel dengan Mapala Piranha dalam rangka kerjasama kegiatan konservasi dan kepecintaalaman di lokasi yang luasnya 103 hektar itu.
Kedua belah pihak bersepakat membangun kerjasama selama 5 tahun ke depan untuk membangun Kebun Raya Banua sebagai lokasi yang dapat dijadikan baik lokasi wisata keluarga, taman edukasi dan bermain anak serta penelitian di bidang konservasi sumber daya alam.
“Ini kali pertama di Indonesia. Ada lima hal yang kita laksanakan bersama kawan-kawan Mapala disini. Konservasi, penelitian, pendidikan, jasa lingkungan dan wisata edukasi,” ungkapnya kepada pewarta.
Agung ingin bersama Mapala Piranha bisa saling memperkuat dan saling melengkapi dalam hubungan kerjasama nanti. Sehingga, pemanfaatan Kebun Raya dapat dilakukan secara optimal untuk masyarakat yang berkunjung.
Sementara itu Ketua Mapala Piranha FPK ULM, Syaima Melianti sangat senang sekaligus bangga Mapala Piranha bisa dipercaya sebagai patner kerjasama membangun dan memajukan sebuah pusat penyelamatan sekaligus konservasi lingkungan terbesar di pulau Kalimantan.
Jerih payah kawan-kawan Mapala Piranha selama bertahun-tahun menyuarakan kegiatan konservasi lingkungan dan aksi sosial belakangan ini menurutnya, mulai dilirik oleh segenap instansi yang visi dan misinya dapat bersinergi bersama Mapala Piranha.
“Alhamdulillah kita sudah teken MoU hari ini. Sebenarnya kerjasama ini sudah dilaksanakan sejak tahun lalu. Kita sempat bantu tanam pohon-pohon endemik di lingkungan sini. Tapi tahun ini baru bisa melaksanakan komitmennya,” ujar Syaima.

Diketahui, KRB merupakan wahana konservasi alam, yang sekaligus bisa dimanfaatkan sebagai tempat wisata. Di dalamnya terdapat beberapa zona tanaman meliputi tanaman buah, obat-obatan, bunga, kayu dan lainnya.
Selain itu, KRB juga dilengkapi dengan taman labirin berukuran besar yang di media sosial mulai marak dikunjungi oleh wisatawan lokal hingga luar daerah.
Kemudian taman bermain dan fasilitas yang menyenangkan para anak pun kerap menjadi pemandangan tersendiri jika berkunjung ke lokasi satu ini. Luas lahan KRB 103 hektar.
Wahana wisata lingkungan terluas, terbesar dan terlengkap di Kalimantan. Di dalamnya terdapat berbagai tanaman lokal khas Kalimantan Selatan. Seperti Pohon Kayu Besi, Kayu Ulin yang semakin langka.



