REDAKSI8.COM, SAMARINDA – Dari pelosok desa hingga pusat kota di Kutai Timur, semangat anak-anak muda tidak pernah padam.

Mereka berkomitmen untuk membawa perubahan, berkumpul dalam organisasi, merancang program-program kreatif, dan berusaha memberi kontribusi nyata bagi kemajuan daerah.

Namun, di balik semangat itu, ada satu persoalan klasik yang terus menjadi tantangan besar: keterbatasan dukungan anggaran dari pemerintah yang masih sulit diakses oleh banyak organisasi pemuda.
Peraturan Daerah (Perda) tentang Kepemudaan yang disahkan oleh DPRD Kalimantan Timur sebenarnya sudah memberikan landasan hukum yang kokoh untuk mendukung peran strategis para pemuda di daerah.
Perda ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk memberdayakan generasi muda agar terlibat lebih aktif dalam pembangunan, baik dalam bidang sosial, ekonomi, maupun budaya.
Akan tetapi, meskipun Perda ini sudah ada, implementasinya di lapangan masih jauh dari yang diharapkan.
Salah satu contoh yang mencolok terjadi di Kutai Timur.
Meskipun banyak organisasi kepemudaan yang memiliki program-program potensial, dukungan anggaran dari pemerintah masih sangat terbatas.
Bahkan, bantuan keuangan yang diharapkan tidak kunjung datang, meski semangat anak muda untuk berkontribusi semakin besar.
Agus Aras, anggota Komisi IV DPRD Kaltim, mengakui adanya masalah ini dan memberikan penjelasan terkait keterbatasan anggaran untuk organisasi kepemudaan di daerah, terutama di Kutai Timur.
Menurutnya, masalah ini bukan karena pemerintah menutup mata terhadap kebutuhan pemuda, tetapi karena belum adanya usulan resmi dari pihak pemuda yang disampaikan kepada pemerintah atau DPRD setempat.
“Usulan dari pemuda itu sendiri belum disampaikan kepada kami. Padahal, secara regulasi, itu yang menjadi syarat utama,” ujar Agus Aras dengan nada yang sedikit menyayangkan.
Agus menegaskan bahwa regulasi yang ada seharusnya tidak menjadi penghalang bagi pemuda untuk mendapatkan dukungan.
Sebaliknya, regulasi tersebut justru merupakan jembatan yang menghubungkan antara keinginan pemuda dengan proses birokrasi pemerintah.
Namun, menurutnya, keberhasilan dalam memanfaatkan regulasi tersebut sangat tergantung pada sejauh mana pemuda dapat menjalankan prosedur administratif yang benar.
Sebagai seorang legislator dari Partai Demokrat, Agus Aras mengungkapkan bahwa pihaknya selalu terbuka terhadap aspirasi dan kebutuhan pemuda.
Namun, untuk dapat memperoleh bantuan anggaran, ia menekankan pentingnya mengikuti prosedur administrasi yang berlaku.
“Saran kami, ajukan usulan secara resmi. Bisa melalui kami di DPRD, atau langsung ke birokrasi Pemprov Kaltim. Tanpa itu, kami tidak bisa berbuat banyak,” jelas Agus Aras.
Agus berharap agar para pemuda di Kutai Timur dan daerah lain di Kalimantan Timur dapat lebih proaktif dalam mengajukan usulan-usulan mereka.
Dalam pandangannya, organisasi kepemudaan adalah salah satu motor penggerak kemajuan sosial dan ekonomi daerah.
Dengan adanya dukungan yang tepat, program-program yang digagas oleh pemuda bisa berkembang lebih jauh, dari sekadar diskusi hingga menjadi aksi nyata yang memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Semangat desentralisasi yang kini tengah digalakkan pemerintah juga membuka peluang yang lebih besar bagi daerah-daerah untuk mengelola potensi mereka secara mandiri.
Dalam konteks ini, suara pemuda seharusnya tidak hanya terdengar, tetapi juga diberdayakan.
Pemuda memiliki peran yang sangat strategis dalam mendorong perubahan sosial, ekonomi, dan budaya di daerah masing-masing.
Sayangnya, untuk mewujudkan peran tersebut, tidak hanya semangat yang dibutuhkan, tetapi juga dukungan nyata dari pemerintah melalui anggaran yang cukup.
Oleh karena itu, Agus Aras mengajak para pemuda untuk tidak hanya menggagas program, tetapi juga untuk berani mengetuk pintu anggaran.
“Pintu sudah terbuka, Perda sudah ada. Sekarang saatnya bagi para pemuda untuk bergerak lebih aktif, mengajukan usulan yang jelas, dan memperjuangkan hak mereka untuk mendapatkan dukungan anggaran,” pungkas Agus.
Dengan dorongan yang tepat, diharapkan peran serta pemuda dalam pembangunan daerah dapat terwujud lebih maksimal.
Sebab, pemuda adalah aset yang sangat penting dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik untuk Kalimantan Timur.
Kini, sudah saatnya bagi mereka untuk melangkah lebih jauh dan lebih berani untuk membawa perubahan melalui peran aktif dalam pembangunan daerah.